Thursday, November 22, 2012

Sinopsis The Case of Itaewon Homicide Part 5 ~ Final



Hakim minta Jaksa Park menyampaikan pendapatnya.
“Seorang anak muda Korea terbunuh, karena kemiskinannya dia harus bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya. Harapan dan kebanggaan keluarga telah mati tanpa adanya alasan. Terdakwa Alex Turner Jang mungkin seperti hanya pemuda berusia 18 tahun  tapi hanya karena atas nama kesenangan dia melupakan rasa kemanusiaannya". 



"Selanjutnya daripada menyesalinya, dia malah melemparkan kesalahan pada temannya dan memperolok pengadialan Korea dengan mengatasnamakan bahwa dia adalah WN USA. Kita tidak ada kewajiban untuk mentoleransi dan memaafkan kelakuannya itu”.


Jaksa Park minta pengadilan menghukum Alex dengan hukuman mati. Ayah kaget..Alex panik, dia berteriak teriak kalau dia tidak melakukannya.




Pembacaan Vonis, 13 Oktober 1997


Terdakwa memasuki ruangan pengadilan dan hakim mulai membacakan putusannya.


“Mempertimbangkan kebrutalan dan kekejaman yang dilakukan pada korban, terdakwa yang tidak menunjukkan rasa penyesalannya sama sekali, menghormati keluarga korban atau kompensasi dari kehilangan mereka, saya memutuskan Alex Jung untuk dihukum seumur hidup karena pembunuhan dan Robert J. Pearson dengan hukuman minimum 1 tahun dan maksimum 1,5 tahun untuk kepemilikan senjata tajam dan menyembunyikan barang bukti“. Alex langsung teriak dan mengucapkan kata kata yang buruk.


Ayah tidak terima, dia protes dan teriak teriak sehingga dibawa petugas keluar ruang sidang. Begitu pula Alex sementara Pearson hanya melihat semua kejadian itu dengan diam dan tatapan mata dingin.


Penjaga membawa Alex dan Pearson kembali ke penjara, mereka menyusuri lorong dengan lunglai. Melintasi sebuah lorong, mereka berhenti mendengar teriakan Ayah yang memberi semangat pada Alex. Ayah berjanji akan mengeluarkan Alex. Alex hanya terdiam sesaat kemudian melanjutkan perjalanannya. Dalam mobil tahanan, mereka berdua terlihat menerawang…



Flashback…
Alex dan Pearson berjalan di keramaian  mereka menikmati waktu mereka dengan bercanda dan berkeliling di jalanan.


Kembali ke mobil tahanan, Alex terlihat sangat frustasi sampai membenturkan kepalanya ke besi sementara Pearson seperti akan menangis dalam diamnya.


Malam hari di kantor Jaksa Park, dia sedang membereskan berkasnya yang berkaitan dengan kasus Joong Pil. Dia berbicara dengan seseorang….Jaksa Park minta pendapatnya bahwa yang dia lakukan adalah benar ? Kamera bergerak memperlihatkan sudut ruangan kantor. Dalam gelap perlahan sosok Joong Pil muncul dan berbalik menghadap Jaksa Park. Dia tersenyum,  Jaksa Park menghela nafas panjang.

Keesokan harinya di kuil, Ibu Joong Pil berdoa. Dia berharap anaknya diterima dan mendapat yang layak di alam sana. Ibu tersenyum pilu.

Di sebuah kantor, sepertinya kantor parlemen *yang pastinya kantor orang berpengaruh deh*, ayah datang langsung menuju lift dan menuju sebuah ruangan yang sudah berisi beberapa orang berdasi di dalamnya.


“Kami melakukan pengujian pada rekaman pengadilan, kasus ini bukanlah pertempuran yang bisa dimenangkan atas yang lainnya tapi setidaknya kami juga tidak akan membiarkanmu kalah”. Ayah lega.




Pengadilan Tinggi, 30 April 1998


“Berdasarkan catatan asli putusan, terdakwa Alek dan Pearson memasuki toilet dan salah satu dari mereka menusuk korban dalam hitungan detik, tapi karena keduanya saling menutupi satu sama lain maka sangat diperlukan untuk melihat keaslian dan kenyataan dari pengakuan mereka. Mempertimbangkan tidak adanya investigasi tentang siapa yang memasuki toilet lebih dahulu, maka permohonan dari terdakwa tidak bisa diabaikan. Sangat sulit untuk membuktikan kalau kejahatan ini dilakukan oleh terdakwa sendirian”. 


Selama proses pembacaan itu, Pengacara Jang didampingi para petinggi yang ditemui Ayah Alex sebelumnya, Ayah Joong Pil yang mendengarkan sidang melalui radio, mengendarai bisnya tersentak, kakak, ibu, pacar dan rekan Joong Pil saling memandang, mereka sudah merasakan ada sesuatu yang salah yang akan dibacakan mengingat pembukaan nyang dibacakan hakim hari ini.


Keputusannya…kasus ini akan dikirim ke Supreme Court karena berbagai alasan yang memang terlihat mengada ngada. Ayah Joong Pil mendadak mengerem bis  dan kemudian menangis. 


Pihak Alex tertawa dan pada bertepuk tangan.  Alex tertawa dan langsung menghampiri dan memeluknya, mereka berdua tertawa bahagia. 


Tak lama Alex dibawa petugas untuk kembali ke tahanannya, Pengacara Jang memberi selamat kepada Ayah yang berulangkali menyatakan rasa terima kasihnya.


Sangat kontras dengan yang keluarga Joong Pil alami saat itu. Di tempat duduknya, ibu menangis dengan pedihnya ditemani kakak dan pacar Joong Pil.


Ibu kemudian menemui Jaksa Park, dia mempertanyakan keadaan saat itu yang berbalik menjadi kemenangan bagi para terdakwa terutama Alex. Jaksa Park diam seribu bahasa, teman sekantor Park akhirnya yang menjawab, dia minta ibu dan keluarga untuk kembali dan istirahat, Jaksa Park akan berusaha menemukan bukti baru dan mengajukan kembali kasus ini. 


Keluarga Joong Pil mendesaknya, bagaimana kalau ternyata Alex tetap dinyatakan tidak bersalah, Bagaimana kalau Pearson juga sama ? Apa ada orang lain yang bersalah ? berondongnya. Jaksa Park tetap diam.


Ibu akhirnya bangkit dan mempertanyakan, “kalau Alex tdak bersalah lalu siapa yang membunuh anakku”, ujarnya putus asa. “Huh..siapa yang membunuh puteraku ?”, sambil histeris kemudian terjatuh. Ibu menangis histeris, anak perempuannya hanya bisa memeluknya sambil sama berurai air mata.


Jaksa Park menghadap atasannya, dia minta dikeluarkan surat perintah untuk membuka kembali kasus ini. Dia yakin dapat menemukan bukti baru yang bias menyeret Alex ke penjara. Atasan menolaknya, Jaksa Park memaksa dengan mengemukankan alasannya. Mereka bisa kembali menang kalau bukti baru yang disodorkan pada Supreme Court berhasil ditemukan.


Atasan mengemukakan kalau pengadilan bukannya membebaskan Alex dari tuduhan tapi hanya tidak adanya bukti yang akurat. Makanya Jaksa Park berjanji akan menemukan bukti itu.
Atasan, “Tidak ada seorangpun yang mengatakan kau tidak menginvestigasinya, kau sudah melakukan yang terbaik, biarkan kasus ini berlalu, masih banyak kasus yang perlu kau urus. Jaksa Park terdiam.


Di kantor pengacara Jang sedang ada sebuah pertemuan santai, tapi terhenti oleh kedatangan Alex. Dia memberi salam dan memuji kantor Pengacara Jang yang bagus. 


Setelah mengucap salam, Alex memanggil seorang wanita dan memperkenalkannya. Alex mengeluhkan kegiatannya yang membosankan jadi seorang mahasiswa. Pengacara Jang menasihatinya dan mempersilahkan Alex masuk untuk sekedar minum teh. Alex menolaknya, dia akan segera pergi ke suatu tempat. Dia hanya mampir untuk memberikan sesuatu dari ayahnya. 


Pengacara Jang basa basi menolaknya tapi tangan dia secepat kilat mengambil bingkisan itu. Hmm.... Alex pamit.


Dalam perjalanannya menuju lift, Na Young pacar Alex menanyakan siapa orang tadi. "Dia seorang pengacara, dia membela aku beberapa waktu yang lalu, aku tak bisa memberitahumu. Sesuatu yang melelahkan tapi menyenangkan. Its hot story...".


Pengacara Jang yang sudah masuk kantornya kembali berbalik dan mendengar semua ucapan Alex pada pacarnya. Dia diam dengan muka penuh ekspresi.


Di kantor Jaksa Park, dia sedang membereskan semua barang barang di kantornya. Dia mutasi ke daerah lain. Jaksa Park menanyakan kepada rekannya tentang kredibilitas dia yang tentu saja rekannya bilang kalau dia adalah jaksa yang terbaik. Jaksa Park tertawa.


Ternyata ada Pearson di ruangan itu. Dia pamit untuk segera pergi, Jaksa Park menyatakan kalau dia bukan jaksa yang terbaik tapi paling tidak dia sudah menyelamatkannya. Pearson tersenyum. "Aku tahu, aku tidak membunuh dia, bukankah itu yang kau dan firm coba buktikan ?, Pearson bicara menggunakan bahasa Korea. Kembali dia tersenyum dan beranjak meninggalkan ruangan.


Jaksa Park memanggilnya dan menanyakan perihal bahasa Koreanya. Pearson beralasan kalau dia belajar selama di penjara. Ekspresi penuh tanya muncul di wajah Jaksa Park.


Sementara Pearson keluar dan menyusuri lorong kantor, wajahnya juga menunjukkan berbagai macam ekspresi yang berubah ubah.


Jaksa Park mngunjungi restoran burger tempat terjadinya insiden itu, dia melihat pintu toilet telah ditutup. Seorang pelayan menerangkan kalau disana telah terjadi sesuatu yang mengerikan beberapa waktu lalu. 


Pandangan mata Jaksa Park menatap tajam menembus tembok itu dan melihat sosok Joong Pil yang terbaring berlumuran darah. Sejenak kamera berhenti....sampai kemudian kembali berbalik dan...blankkk....

 
* Alex dibebaskan oleh Supreme Court dan keluar pada September 1998, Pearson diberikan pengampunan spesial pada 1998, 2 bulan sebelum masa tahanannnya habis. Sebelum masa larangan travelnya diperbaharui
Pearson meninggalkan Korea pada 1999 menuju Amerika. Kedua tersangka dibebaskan dari segala tuduhan dan beban yang berhubungan dengan kasus ini *

~ THE END ~



Note : Awalnya aku ga ngerti kenapa OID selalu memojokkan Pearson, semua data mereka mengarahkan kalau pembunuhnya adalah Pearson dan cenderung membela Alex padahal yang keturunan Amerika adalah Pearson. Ternyata semua karena Alex lah yang memegang paspor kewarnageraan Amerika sementara Pearson tidak karena dia ikut warganegara ibunya, Korea.

Selesai juga, meski sebuah film tapi sekali lagi mohon maaf karena penulisannya dibuat dalam bagian yang banyak plus tertunda tunda sekian lama. Mudah mudahan bisa menyukainya. Salam...



2 comments:

  1. btw pd akhirnya terbukti pearson sbg pembunuh, bbrp kali pihak kejaksaan korea meminta usa menyelidiki kembali kasus ini tpi di reject sama pihak us, pearson itu warga negara USA klo dia bukan WN usa dia gak akan dideportasi dri korea :) dan dia sampe saat ini ei banned utk berkunjung ke korea

    ReplyDelete
    Replies
    1. emg gT si pearson yg bunuh ??
      terbukti dari mnanya ???

      masih ga ngerti daaah ?

      Delete