Tuesday, November 6, 2012

Sinopsis The Case of Itaewon Homicide Part 1



Film ini memang bukan film baru bahkan bisa dikategorikan agak lawas ya...film ini diproduksi tahun 2009 lalu dan mendapat apresiasi yang bagus baik dalam maupun luar negeri Korea sana. Dan Jang Keun Suk banyak mendapat pujian dari berbagai media pengamat termasuk yang berasal dari Hollywood dan Inggris. Ini adalah film JKS yang paling aku suka dan sangat berhasil menurutku. JKS benar benar keluar dari dirinya yang flower boy. Makanya aku sangat antusias untuk bisa bikin sinopsis film ini meski beberapa kali tertunda karena berbagai kendala. Bagi penyuka Sukkie sepertiku...enjoy ya eels...

Sinopsis The Case of Itaewon Homicide Part 1
 
Itaewon, 1997...

Di sebuah restoran burger, waktu menunjukkan hampir pukul 10 malam, suara musik yang hingar bingar mengiringi para pengunjung yang asyik menari sambil sesekali menegak minuman. Yaah..minuman keras tentu saja!. Mereka terus menari tanpa peduli keadaan sekelilingnya. Sebuah kehidupan malam yang mengerikan buatku...

Sementara itu, sepasang kaki yang memakai sepatu hitam terlihat menuju toilet. Suasana di lantai disko masih tetap sama. Mereka terus bergoyang dan bergoyang.

Tak lama sepasang kaki bersepatu putih terlihat mengikuti seseorang dengan sepatu hitam tadi. Kamera memasuki toilet yang memperlihatkan seorang anak muda sedang membuang air kecilnya.

Tiba tiba.....seseorang menusuknya tepat di daerah leher sebelah kanannya yang menyebabkan darah muncrat ke dinding.


Di lantai disko orang orang hanyut dengan musik yang semakin lama semakin keras saja. Dan di toilet terkapar sesosok lelaki muda berkemeja coklat dengan seluruh badan penuh darah.


The movie begin...


Keesokan harinya, Jaksa Park datang ke TKP yang disambut anak buahnya. Dia menanyakan kejadian pembunuhan tersebut. Anak buahnya *sorry..ga diketahui namanya* memberitahu kalau mereka belum menemukan saksi mata tapi identitas korban telah mereka ketahui.

"Jo Joong Pil, mahasiswa senior di Dong Ik University, dia datang dengan pacarnya semalam tapi berakhir terbunuh di kamar mandi.Waktu korban meninggal pada 10.30 di ambulance".


Jaksa Park pun minta ditunjukkan TKP nya, dia memandang sekeliling restoran kemudian berjalan pelan menghampiri kasir tapi...dia tak berlanjut, dia belok ke kamar mandi.


Memasuki kamar mandi, dia melihat, seseorang telah berada di tempat. Dia adalah profesornya. *Ga dapet juga namanya, tapi dia ini sesama jaksa, cuma mungkin beda divisi kali ya, kita sebut aja profesor*. Profesor komplain karena dia dipanggil ketika TKP sudah bersih.


Jaksa Park minta penjelasan anak buahnya. Anak buahnya menjelaskan kalau pihak restoran yang melakukannya karena mereka harus memulai bisnis mereka. Tapi dari pihak lab telah mengambil foto foto TKP selama 30 menit. Jadi dia rasa akan cukup kumplit.


Jaksa Park duduk dipojok toilet, tepat dimana korban berada saat ditemukan. Dia melihat sekeliling dan mencoba membayangkan korban. Matanya kemudian melihat bawah wastafel. ada sesuatu disana !. Jaksa Park mendekatinya dan menyentuh tempat itu. "Ada sisa darah disini".

Mereka pun melihat sekeliling dengan lebih teliti, berharap menemukan sesuatu yang lebih detail.


Jaksa Park dan slah satu anak buahnya melihat mayat korban. "3 tusukan di leher sebelah kanan, 4 tusukan pada leher sebelah kiri dan 2 tusukan pada dada, total 9 tusukan".

Wajah korban diperlihatkan...*poor Joong Ki...pucat pasi dan beku, tetep cute meski belum se cute sekarang heee...*.


Mereka menuju ke area rumah duka. Terdengar tangisan pilu dari ibu Joong Pil. "Dia merupakan anak lelaki satu satunya, kehidupan keluarganya tidak begitu baik. Ayahnya seorang supir bis".

Ibunya meracau, menyayangkan anaknya yang baik harus berakhir seperti itu. "Dia belum lagi menikmati hidup, sejauh ini dia harus bekerja keras untuk membiayai sekolahnya sendiri". Terisak isak dia mengungkapkan penyesalan hatinya karena tidak bisa berbuat banyak untuk anak lelakinya itu.

Ayahnya minta Ibu menghentikan semua tangisan dan penyesalannya karena hal tersebut tidak akan membawa Joong Pil kembali lagi kedunia ini. Kabut duka menyelimuti ruangan itu.

Jaksa Park berjalan keluar ruangan bersama rekannya yang tiba tiba mengungkapkan, "Pacar yang bersamanya malam itu ada disini pak", sambil menoleh pada seorang gadis yang terkulai duduk di sebuah kursi.



Flash back...
"Kami belajar di perpustakaan kemudian minum setelahnya dan....

Joong Pil mengantar pacarnya pulang naik bis. Saat pacarnya sudah di bis tiba tiba Joong Pil berlari dan menghentikan bis itu. Dia pun masuk ke bis dan duduk di sebelah gadis yang dicintainya itu.

Mereka membicarakan apa yang akan mereka lakukan malam itu. Joong Pil ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu tapi disambut teriakan gadis itu yang diakhiri mereka tertawa berdua.


Mereka kemudian berhenti di restoran burger itu dan Joong Pil ijin ke toilet sementara pacarnya ke kasir pesan cemilan. Si gadis menunggu dan terlihat sedikit gelisah sambil melihat jam.

Dia heran kok Joong Pil ga keluar keluar. Tak lama kemudian, dia melihat seseorang keluar toilet yang terlihat berkelakuan aneh.
 

Si gadis penasaran maka diapun masuk kamar mandi dan.....dia syok !!!. Dia melihat Joong Pil duduk di pojokan toilet dengan bersimbah darah.


Flashback end....

Penyidik,"dapatkah kau mengingat lagi yang lainnya ? sesuatu yang lebih detail misalnya ? Kamu mungkin melupakan sesuatu". "Cobalah berpikir kembali, coba ingat sesuatu yang tidak biasanya". Penyidik berusaha mengorek keterrangan yang lebih banyak lagi dari si gadis tapi dia cuma terdiam sambil berpikir keras.

 

Di sebuah tempat,...seseorang sedang menelepon ayahnya. Dia bersikeras kalau dia kalau tidak seperti itu. Kamera mendekat dan laki laki itu melihat kearah kamera dengan matanya yang woooow...*l always love his eye's expression*. Dialah Pearson yang berusaha meyakinkan ayahnya kalau dia bukanlah pelaku pembunuhan itu.


Kembali ke kantor kejaksaan. Penyidik menyatakan keherannya karena tersangka adalah anak dari salah satu US army. Mereka pasti tidak akan tinggal diam saja mendengar hal tersebut.


Jaksa Park,"Berapa usianya"
Penyidik," 18 tahun, dia siswa menengah"

Jaksa Park menyibakkan tirai di kantornya, dia melihat ke ruangan sebelah dimana Pearson berada dalam penyidikan.


Jaksa Jang, "Dia tidak terlihat seperti orang Amerika".
Penyidik, "Dia kelahiran Mexico, ayahnya bekerja di militer, dia lahir dari seorang ibu Korea".
"Dia bisa bahasa Korea?". "Tidak sama sekali, itu sangat menyulitkan selama penyidikan"

Jaksa Jang melihat dari balik tirai lama dan seksama, tiba tiba Pearson melihat ke arah mereka. pandangan keduanya beradu. Trangggg....


Di ruang penyidikan, Pearson sedang ditanyai salah seorang penyidik. Pearson acuh tak acuh menghadapi penyidik itu. Dia menunjukkan kalau dia tidak mengerti dengan yang dikatakannya. Penyidik itu mulai habis kesabarannya dan membentak Pearson yang tetap dengan eksoresinya.


"Bahasa Korea, bahasa yang kau pelajari dari ibumu....". Pearson menatap seolah bertanya,"Apa yang kau bicarakan". Hahaha....


Saat penyidik mulai menaikkan volume suaranya, seorang wanita berseragam lengkap masuk dan..."..Call me Nancy" dan Nancy pun maju dan membacakan surat dari pemerintah USA sehubungan dengan Pearson adalah WN USA..
 

"Sesuai dengan persetujuan dari kedua negara, penyidik harus memenuhi beberapa hal selama melakukan penyelidikan pada Robert J. Pearson. Kalau tersangka meminta kehadiran perwakilan kedutaan USA, anggota keluarganya, atau keterlibatan dari USA maka penyidik harus memenuhinya. Setiap pernyataan dari tersangka yang diambil pada saat tidak dihadiri perwakilan pemerintah USA dianggap tidak sah" "Dan lagi...tersangka tidak boleh diborgol saat mengenakan pakaian sipil".


Penyidik dan Jaksa Park menghela nafas dan terlihat kesal dengan pernyatan itu. JAksa Park sampai mengorek ngorek kupingny yang pasti sebenarnya ga gatel da.


Penyelidikan berlanjut dengan dihadiri Nancy. Pearson ditanya tentang keberadaannya pada 8 April malam. Jaksa Park langsung menanyakan kalau,"Kenapa kamu membunuhnya, Harus ada alasan kan ?". Bagaimana kamu mengenal korban ?". Seorang penterjemah mendampingi Pearson. Pearson mengatakan itu pertama kalinya dia melihat orang yang jadi korban.


Dia tidak pernah terlibat dengan perkelahian dan membunuhnya. Satu satunya alasan dia ke kamar mandi adalah karena dia ingin buang air kecil". Jaksa Park, kamu ingin BAK dan kemudian malah membunuh orang?".


Pearson kukuh dan terlihat kesal dengan pertanyaan yang sedikit memojokkannya. Dia menyatakan kalau dia hanya melihat seorang lelaki Korea ditusuk. Jaksa Park meninggi, Nancy bereaksi sementara Pearson mendelikkan matanya.


Sementara itu di suatu tempat, di sebuah gang sempit yang kotor dan tak terawat penuh dengan sampah, penyidik menemukan beberapa sesuatu.


Kembali ke Jaksa Park yang menanyakan keberadaan orang lain di toilet itu. Pearson, "seorang Korea dan AJ. "Orang Korea itu telah mati dan kami sedang mencari AJ. Kami akan segera menemukannya dan membawanya ke sini. Kami akan menemukan kebenarannya. Kamu masih mengatakan kamu tidak melakukannya....kenapa kamu tidak menjawabnya?". Pearson,"Bagaimanapun aku tidak membunuhnya". Keeukeuh....


Barang barang yang ditemukan di gang sempit itu sekarang sudah ada di hadapan Pearson dan Jaksa Park. Sepatu, baju dan pisau Pearson yang dia gunakan pada malam pembunuhan itu sekarang ada di hadapan mereka.


"Bukankan semua ini adalah milikmu ?, Lihatlah darah itu..apa kamu masih bersikeras kalau kamu tidak membunuhnya ?". Pearson hanya menatap kesal,dia sepertinya ga tahu harus bilang apa untuk menyatakan kalau dia samasekali tidak membunuhnya. Matanya itu lho...


Telepon berdering....


Itu adalah telepon dari Detektif Yo, kepolisian bagian Yongsan yang memberitahu kalau AJ telah ditemukan. Hmm...


AJ datang didampingi ayahnya yang seperti menunjukkan kekuasaannya. Dai menjelaskan kesibukkannya, AJ kurang mendapatkan perhatian orangtuanya dan mereka tidak tahu anaknya suka keluar malam. "Dia baru melihat suatu kejadian yang mengerikan, dia dalam keadaan trauma. Badan dia saja yang besar tapi sebenarnya dia belum matang, pikirannya masih anak anak".


Jaksa Park cuma mendengarkan, kemudian meminta Alex untuk menjawab beberapa pertanyaanyang dijawab Alex dalam bahasa Inggris. Jaksa Park minta Alex untuk menggunakan bahasa Korea. Ada beebrapa pertanyaan yang coba dijawab ayahnya sampai Jaksa Park harus menegur ayah.


Alex, "Bisakan kau memberikan pertanyaan yang penting, aku akan menceritakan semuanya. Jaksa Park menatap tajam kearahnya.


Jaksa Jang : "Apa maksudmu ?"
Alex : "Apa yang terjadi di toilet pada hari itu, aku.......melihat seorang Korea dibunuh disana".


Flash back...Alex version........
Alex di lantai disko, asyik menari ditemani seorang gadis sementara Pearson duduk dengan teman yang lainnya sambil merokok sambil minum. Tak lama AJ bergabung, mereka kemudian memesan burger.


Tak lama, Pearson mengeluarkan pisau lipat yang disambut tertawa teman temannya. AJ kemudian mengambilnya sambil menanyakan dimana Pearson membelinya. "Itaewon market, banyak dijual disana".


Tak sengaja pisau itu mengenai kulit tangan Michael dan terluka. Mereka kaget melihat darah tapi AJ malah tertawa dan mengagumi ketajaman pisau itu.

Pearson, "Aku pernah menusuk seseorang sebelum ini"
Alex, "Benarkah, apa dia mati".
Pearson, "Aku tidak memeriksanya"

Teman yang lain mengalihkan pembicaraan mereka. Rasanya tidak etis membicarakan masalah yang mengerikan itu disaat slah satu teman mereka terluka, tapi Michael mengatakan kalau dia baik baik saja, Michael mengajak teman temannya pergi untuk merokok. Tinggallah Pearson dan Alex.


Di luar restoran, Joong Pil dengan pacarnya baru sampai dan dia ingin ke toilet. Mereka pun masuk dan Pearson melihat ke arah Joong Pil yang akan masuk toilet sambil melambaikan tangannya ke arah pacarnya yang ada di depan kasir.


Alex, "Kamu bohong kan ?"
Pearson, "Akan sangat seru kalau itu terjadi disini,huh ?" sambil nyengir. Mereka serempak melihat Joong Pil yang masuk toilet.
Alex, "Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan ?"


Pearson, "Aku akan memperlihatkan kamu sesuatu yang keren, ikuti aku!" ujarnya sambil mengambil pisau lipat itu dari meja. Senyum Pearson menyeringai...Alex menatap heran bercampur takut, kemudian menyeringai tertawa tapi terlihat masih bercampur ketakutan. Tiba tiba dia mengeluhkan tangannya yang lengket oleh sesuatu. AJ beranjak ke toilet.


AJ mencuci tangannya, Pearson juga ada di toilet itu disamping Joong Pil. 


Saat AJ mendongak, tiba tiba dia melihat Pearson yang tiba tiba menusuk Joong Pil tepat di leher kanan. Darah berhamburan kemana mana termasuk kearah AJ. Dia pun penuh dengan bercak darah.


bersambung part 2..............




No comments:

Post a Comment