Thursday, November 1, 2012

Sinopsis l do l do Episode 4


Ji An tidak merasa tersentuh dengan keromantisan yang coba diciptakan Eun Sung. Dia malah menanyakan sudah berapa banyak wanita yang digombali Eun Sung seperti itu. Eun Sung, "Aku tak tahu pasti, mungkin sekotak pensil/selusin atau mungkin sekotak ikan kering/sekodi ?".


Heeee...Ji An menyindirnya lagi kalau Eun Sung memang pandai menaklukan wanita, tapi candaan dan rayuannya tidak cocok untuk ukuran mereka yang bahkan telah banyak kerutan di sudut mata. Eun Sung makin senang menggoda Ji An,"kau tampak sexy saat marah". Bwhaaaaa....Eun Sung berjanji akan mencairkan suasana beku di hati Ji An dalam sebulan. Ji An menatap datar.


Pagi harinya , Ji An dan Jun Hee jogging bersama. Jun Hee merasa terkesan dengan yang dilakukan Eun Sung, dia menilainya sebagai laki laki yang hebat, Jun Hee malah menyarankan Ji An segera menikah saja dengan Eun Sung karena tidak banyak laki laki yang akan suka dan jatuh cinta pada orang pemarah seperti Ji An.


Tapi Ji An tak sependapat, dia akan bertemu Eun Sung sebagai bagian dalam menyenangkan orangtuanya saja. Dia samasekali tidak tertarik. Jun Hee mengingatkan siapa yang akan mengurusnya di hari tua nanti kalau Ji An tidak segera menikah dan mempunyai anak,"kau akan tua sendirian". Sayangnya Ji An tidak mendengar jelas nasehat itu karena dia tersengal sengal dalam joggingnya dan kemudian memutuskan pulang saja. Dia tidak biasa olahraga.


Di kantor, Tae Kang berusaha bekerja dengan baik dan menjadi karyawan baru yang bisa diandalkan. Dia datang lebih pagi dari sebelumnya. membersihkan meja meja karyawan, mengepel lantai dan membersihkan ruangan. Tapi..ternyata usahanya malah membawa petaka, kerjaan seniornya yang dia rapihkan tidak dapat ditemukan. Tae Kang minta maaf dalam pasrah.

Ji An kaget mendengar laporan kalau Tae Kang mengajak Nari dance di panggung semalam, dia yakin Nari akan marah karena merasa dipermalukan dan akan memecat Tae Kang segera. Dia bisa tenang karena bisa mengeluarkan Tae Kang tanpa dirinya terlibat. Tapi...ternyata dia salah, Nari baik baik saja dan Tae Kang tetap bekerja seperti semula.

Madam Jang mendatangi kantor dan bertemu dengan Ji An. Dengan jujur dia menginginkan Ji An untuk menjadi Presdir selanjutnya. Dia akan mengatur semuanya untuk Ji An. Tentu saja Ji An kaget karena dia pikir perusahaan itu akan jatuh ke tangan Nari sebagai anak tiri madam Jang. Madam Jang, "apa kau tak tahu kalau perusahaan initurun temurun milik keluargaku tapi aku lebih memilihmu sebagai penerusku. Dia merasa Ji An dan hasil rancangannya yang telah membuat perusahaan ini mempunyai brand yang kuat. Jadi sudah sepantasnya Ji An berada di tampuk pimpinan. Ji An yang awalnya terlihat shock dan tenang mendadak terlihat senang ketika Madam Jang pergi. Yaahh..bagaimanapun CEO di depan mata boo...


Saat meninggalkan kantor, tak sengaja madam Jang bertemu Nari yang kali ini menyebutnya ibu. dia mendekat dan berbisik,"kau tak mau jadi seperti ibumu kan ?". Kayaknya Nari lahir dari pernikahan ilegal deh.


 Untuk menebus kesalahan yang dia buat, Tae Kang melakukan apapun yang disuruh para seniornya. Tapi sunbaenya masih saja menyindirnya kalau dia tidak bisa melakukan hal hal karena tidak ada otaknya. Tae Kang menghela nafas, dia merasa sendirian. Saat makan siang, Tae Kang makan roti diatas puncak gedung. Dia menghela nafas dan merenung. Awalnya begitu mudah dan mulus masuk perusahaan ini tapi ternyata kesulitan demi kesulitan menimpanya. 


Dia bete...tapi...kemudian dia melihat ada orang lain di sana...Nari sedang duduk sambil menangis, yaaa..dia kesal sama ibu tirinya. Lagi lagi Tae Kang melihat Nari menangis.


Ji An keluar kantornya tapi kok heran karena dari sekian banyak orang dikantornya kenapa saat itu cuma ada Tae Kang ?. Kesempatan ini digunakan Ji An untuk menasihati Tae Kang agar segera berhenti dan mencari pekerjaan lain karena menurut sifatnya Nari tidak akan melepaskan Tae Kang dengan mudah. Tae Kang menyindirnya,"dia cantik seperti miss Korea, masih muda dan punya ayah seorang Presdir jadi aku bisa mngerti kalau kau cemburu padanya" Haaaaa.....

Perang mulut kembali terjadi. Pada akhirnya Tae Kang tersinggung dengan perkataan Ji An yang menyangkut usia. Mereka saling mencengkram tapi naas Ji An terjatuh. Tae Kang menangkapnya sebelum Ji An menyentuh lantai. Daaannn...kejadian itu dilihat para staff yang mulai pada masuk kantor lagi abis makan siang. Tentu saja adegan tersebut bisa ditafsirkan salah bagi yang tidak tahu kejadian sesungguhnya.

Tae Kang yang merasa ga enak dan bersalah pada Ji An melampiaskannya di toilet. Tapi ternyata ada orang yang juga sama stressnya seperti dia. Assisten Seol. Mereka pun menghabiskan malam untuk minum bersama di sebuah kedai. Asisten Seol mengeluhkan tingginya biaya hidup mengurus anak apalagi sekarang istrinya sedang hamil yang ketiga dan bayinya kembar. Dia menyesal kenapa tidak hidup sendirian seperti Medusa saja. "siapa itu Medusa?", Tae Kang bertanya. Yah..dialah direktur kita, Ji An.

Flash back,
Ji An muda diminta mencontek sebuah desain sepatu oleh atasannya tapi Ji An menolak. Baginya, itu hal yang tidak bisa dimaafkan. Dia maksa akan menggunakan desainnya bahkan ia menerima tantangan klkau kalah ia akan menjadi CS. dan hasilnya, dia kalah.
Ji An menangis sendirian di toilet, dia berjanji akan berhasil dalam desainnya. Dan  melihat kesungguhan Ji An, atasannya pun kembali memanggilnya. Kali ini dia berhasil dan banyak membuat desain yang disukai konsumen bahkan tiga dari desainnya menjadi hit. Mulailah era nya Medusa.

Menurut pendapat Seol, untuk sukses kita harus mebutakan diri bahkan tanpa peduli tentang keluarga. Tentu saja Tae Kang membela Ji An dan mengatakan Ji An bukanlah wanita seperti itu. Seol kesal karen Tae Kang tidak dipihaknya sementara Tae Kang permisi ke toilet. Choong Baek menghampiri Seol dan mengatakan,"orang pertama selalu menjadi istimewa!". Seol tak mengerti dan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Dan..Seolpun jadi bigos di keesokan harinya.


Ji An berniat untuk merealisasikan impiannya yang terpendam yaitu launcing sepatunya yang di desain 10 tahun lalu. Dia pun memberikan desain itu pada ketua timnya. Ketua Tim mencari anggotanya yang bisa mengantar desain itu ke pabrik tapi apesnya semua orang sedang sibuk saat itu. Satu satunya yang kosong adalah Tae Kang. Hmm..bencana lain untuk Tae Kang!. Ketua tim mengingatkan Tae Kang untuk hati hati dan waspada karena desain itu sangat berharga dan sangat mungkin seseorang mencurinya di jalan. Tae Kang mengerti, tapi saking protektifnya dia malah jadi mencurigakan bagi banyak orang, pencuri pun beraksi dan Tae Kang kehilangan tasnya yang berisi desain itu. Akhirnya dia ga punya pilihan selain lapor polisi. Poor Tae Kang.


Tak disangka dan tak dinyana...gosip beredar dengan begitu cepat. Tae Kang dan Ji An ada dalam hubungan. Hal itu pun sampai ke telinga sang wakil direktur kita, Nari. Nari tersenyum dan seperti mendapat ide dalam otaknya!. Rapat darurat pun diadakan.


Ji An diam ditanya hubungannya dengan Tae Kang sehingga sang bigos pun dipanggil. Awalnya Seol mengungkapkan kalau dia menyebarkan gosip itu hanya untuk bercanda menyenangkan orang orang tapi ketika Nari mengancamnya akan menuntut Seol, diapun mengaku kalau seseorang memberitahunya. Dia dengan gugup akhirnya mengatakan kalau Tae Kang yang memberitahunya. Shiittt....


Ji An marah. Dan hal pertama yang dia lakukan saat melihat Tae Kang adalah menamparnya, padahal Tae Kang bermaksud minta maaf atas insiden hilangnya desain. Ji An pun meracau, dia menyalahkan kenapa mereka harus minum malam itu dan kenapa dia harus bersama Tae Kang. Kenapa Tae KAng harus masuk dalam hidupnya yang berharga ?.


Tae Kang,"Itukah yang kau rasakan?". "Baiklah...anggaplah memang aku yang membocorkannya,owh..tidak aku memang memberitahu seluruh dunia kalau aku mempunyai malam indah bersama Hwang Ji An". Tae Kang tidak menyembunyikannya dan tidak ada keinginan membela diri. Dia tahu di mata Ji An dia adalah sampah, berandalan pemalsu sepatu. Dan dia membiarkan Ji An untuk tetap pada pikirannya. "Maafkan aku yang harus mengotori kehidupan berhargamu". Karena rasa bersalah itu maka Tae Kang menanyakan hal apa yang harus dilakukan untuk menembusnya. "Pergi...keluar dari perusahaan ini". Itu keinginan Ji An. Mata Ji An menitikkan airmata dalam marahnya.


Tae Kang tidak mau keluar, dia menantang Ji An untuk memecatnya karena bagaimanapun tidak ada lalat yang akan membunuh dirinya sendiri. Itu alasannya. Tae Kang kemudian pergi setelah sebelumnya mengatakan bahwa malam itu mungkin adalah aib bagi Ji An tapi tidak baginya. Dia tidak akan memungkiri yang telah terjadi dan perasaan yang ada pada dirinya tulus. Ji An terhenyak.


Madam Jang mengajak Ji An minum teh Jepang dan mengingatkan Ji An untuk menjaga minumannya dari sekarang. *Apakah madam Jang udah tau kalau Ji An hamil ya....*. Dia sudah mendengar semua isu di kantor dan minta Ji An untuk tenang. Dia sudah meminta seseorang agar Seol dan Tae Kang dikeluarkan dari perusahaan, jadi Ji An tidak perlu khawatir lagi.


Sementara Tae Kang mencoba kembali konsentrasi pada pekerjaannya memilih gem sesuai warna tapi tidak fokus. Dia terngiang ngiang semua perkataan Ji An. Dia pun marah dan melemparkan semuanya. Dia berjalan pulang.


Seseorang memelintirnya...ternyata ayah!. Ayah menunggunya karena ada kabar bagus. Rumah mereka akan dijual kembali karena pemiliknya akan ke luarnegeri. Dan yang jadi makelarnya adalah tetangga mereka. DP yang harus mereka bayar adalah 30 juta won dan sisanya dicicil. ayah tampak senang dan antusias, sangat kontras dengan Tae Kang yang kelihatan muram tapi kemudian dia pun setuju untuk memberikan 30 juta won itu sebagai DP rumahnya.


Eun Sung mengajak Ji An makan malam, tapi disaat makan itu Ji An tampak sekali tak selera bahkan mengacuhkan semua perkataan Eun Sung. Pikirannya entah ada dimana sampai Eun Sung memukulkan garfu pada piringnya barulah Ji An tersadar dan minta maaf. Dia sedang galau..."Aku sudah membunuh 2 orang sekaligus". Eun sung membela Ji An, hal seperti itu kadang perlu dilakukan untuk melindungi diri kita sendiri. Nice advise....


Eun Sung membawa Ji An ke ruang bayi, dia ingin memberi terapi yang dinamakan baby terapi. Menurutnya terapi ini sangat cocok untuk mengusir kegalaun. Eun Sung mengajak Ji An berkeliling, bahkan memperlihatkan seorang bayi di inkubator yang kemudian tumbuh sehat.


Awalnya bayi itu sangat memprihatinkan tapi sekarang dia adalah bayi tersehat diantero rumah sakit hehe..Eun Sung meminta Ji An untuk memegang tangan bayi itu. Awalnya Ji An tak mau tapi kemudian dia menikmatinya, bayi itu menggengam tangan Ji An erat sampai Eun Sung berkomentar, tidak hanya sudah sehat tapi dia juga baik terhadap wanita katanya. Ji An merasa lebih baik sekarang, dia memutuskan untuk segera melakukan sesuatu sebelum moodnya kembali berubah.


Ji An pun kembali menemui madam Jang dan memintanya membatalkan pemecatan pada Seol dan Tae Kang. Dia yakin mereka berdua punya alasan khusus bahkan mungkin sesuatu yang perlu mereka lindungi. Madam Jang menyetujuinya tapi mengingatkan Ji An untuk tidak lemah.


Ji An mencoba bergabung dengan para karyawannya yang pria dalam rangka menghentikan semua gosip tentang dirinya. Tapi ternyata mereka merasa tidak nyaman dan memilih pada kabur. Kasian...


Langkah selanjutnya, Nari...Ji An meminta Nari untuk lebih dewasa. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan jabatan Presdir jadi dia minta Nari untuk lebih elegan dalam menjatuhkannya. Bagi Ji An, menjegal dirinya dengan rumor rendahan seperti itu sangat tidak terhormat untuk seorang wakil direktur seperti Nari. Kalau Nari menginginkan posisi itu, maka pergilah meminta ayahnya langsung karena itu adalah cara yang paling ekspress menurutnya. Nari no comment.

Setelah bertemu Nari dengan penuh percaya diri, ternyata Ji An ketakutan sendiri. Dia takut Nari melaksanakan sarannya untuk menangis pada ayahnya dan minta jabatan itu. xixixiiii...


Di jalan, dia bertemu dengan Seol yang mengucapkan terima kasih karena tidak jadi dipecat sekaligus minta maaf karena keisengannya bergosip. Seolpun mngatakan kalau dia dapat isu itu dari Choong Baek, teman Tae Kang. Tae Kang tidak pernah mengatakan apapun. Ji An merasa bersalah. Dia akan bicara sesuatu ketika bertemu Tae Kang di pantry tapi...Tae Kang keburu pergi karena panggilan sunbaenya.


Ji An mengajak Eun Sung makan malam sebagai pengganti dinner mereka yang kacau malam sebelumnya. Eun sung pun setuju dan mengatakan dia sangat free. Padahal kemudian kita lihat Eun Sung sebenarnya harus jaga. Dia pun membujuk temannya dengan segala cara. Hmm..untungnya berhasil...

Jun Hee menyatakan hal itu sangat bagus apalagi ternyata Eun Sung meminta Ji an untuk makan malam dirumah. Itu suatu pertanda bahwa mereka telah menigkat ke level yang lebih tinggi. Dia pun menyarankan Ji an untuk mempersiapkan lebih malah mencari daleman yang seksi. Omo...


Sementara Ji An membeli pakain, Eun Sung belanja perlengkapan makan malamnya.


Ji An akan pergi ketika melihat Tae Kang ketiduran di mejanya. Dia menghampirinya dan menyampirkan jasnya. Sesaat dia memandang Tae Kang dan kembali merasa bersalah. Seketika Tae Kang terbangun dan kaget,"apa yang kau lakukan padaku?". Ji An minta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dan dia berkata,"seharusnya kau bertanya ketika kau tidak tahu tentang sesuatu", saat dia melihat sketsa sepatu di meja Tae Kang.


Tae Kang mengeluh,"jangankan mengajari, mereka bahkan tidak pernah mengajakku  makan siang". Ji An kemudian mengajarinya. Ji An tidak marah meski berkali kali harus mengatakan maaf karena kesalahpahaman itu. Mereka tertawa tawa.


Tapi keadaan berubah saat Ji An menanyakan desain sepatu dia yang dikirim ke pabrik. Ji An marah mendengar jawaban Tae Kang. Gedungpun berguncang *lebay mode on* Mereka berkejaran, Ji an sangat marah karena itu adalah rancangan pertamanya, dia minta Tae Kang mencarinya sampai dapat.


Saat berkejaran itu, tiba tiba Ji An sakit perut. dan pingsan......
Tae Kang memanggilkannya ambulan sementara Eun Sung menunggu Ji An dengan makan malam yang kelihatannya akan sempurna. Makanan yang lezat,musik romantis dan sebuah kalung indah. tapi sayang....yang dinanti tidak kunjung datang.


Ji An membuka mata dan menemukan seorang perawat disampingnya. "kau sangat beruntung, hampir saja keguguran". Whattt.....Ji An amat teramat sangat terkejut !






No comments:

Post a Comment