Wednesday, November 7, 2012

Sinopsis The Case of Itaewon Homicide Part 2



AJ kaget bukan kepalang dan menanyakan apa yang sebenarnya sedang Pearson lakukan. Sementara yang ditanya hanya melihatnya sambil menyeringai. Muka dan bajunya belepotan percikan darah.




Di ruang penyidik, Jaksa Park kembali menginterogasi Pearson. "Apa yang telah kau lakukan ? Apa kamu ingin meniru film ?". "Masih belum mau ngalah, hah ?, sergahnya!. Jaksa Park kemudian menelepon seseorang untuk membawa Alex.


Alex masuk dan langsung duduk di samping Pearson yang tidak memperdulikan keberadaannya. Dia cuek saja dan tidak menjawab pertanyaan Alex yang menanyakan kabarnya.

Jaksa Park, " Alex, ini pertama kalinya kamu bertemu dia setelah kejadian itu kan ?"
Alex, "Ya". Pearson membuang muka.

Jaksa Park, "Berapa lama kalian saling mengenal?"
Alex, "Aku bertemu dengannya sejak aku berada di sini *Korea*, Hey..berapa lama kita bertemu ?"
Pearson, "Kurang lebih 3 bulan". Yang diiyakan Alex.


Jaksa Park, "Pada malam tanggal 8 April kalian berdua ada di toilet sebuah restoran burger ?". Alex mengangguk, Pearson diam. Jaksa Park melanjutkan, "Siapa yang membunuh seorang siswa Korea ?". Alex langsung melihat Pearson, menunjukknya dan mengatakan, "Pearson yang melakukannya.


Pearson langsung menyangkalnya, hal itu membuat Alex marah, dia bangkit dari kursinya kemudian bicara pada Pearson kenapa dia menyangkalnya padahal Alex melihatnya dengan jelas kalau Pearson yang menusukkan pisau itu. Alex emosi sementara Pearson manjawab santai dan tenang, "Aku tidak membunuhnya".


Jaksa Park membiarkan mereka berdua berdebat, dia melihat secara seksama ekspresi keduanya.


Penyidik A *yang slalu barengan Jaksa Park* kaget mendengar kabar kalau Pearson mengaku Alex lah yang melakukan pembunuhan itu. Jaksa Park melihatnya sekilas dan melanjutkan membaca laporannya.


Jaksa Park, "Apa kamu sudah mendapat pengakuan dari Pearson ?
Penyidik, "Kalau kau membaca laporan OID, kamu bisa lihat kalau Pearson mengakui semuanya pada Michael sesaat setelah kejadian.
Jaksa Park, "Bukan itu, Apakah dia pernah mengakuinya di kantor polisi ?". Penyidik sejenak terdiam kemudian berkata kalau sudah ada pengakuan pada OID jadi dia tidak berpikir untuk membuat ulang. Jaksa Park marah.


Kembali ke ruang penyelidikan, Jaksa Park dan Pearson. Dia menanyakan Pearson kenapa merubah pengakuannya, padahal dia sudah mengakui pada OID. Pearson beralasan, karena OID memperlakukannya seperti sampah, dia keukeuh tidak membunuhnya bahkan Pearson balik mempertanyakan kenapa mereka membuat laporan seperti itu. Dia tidak membunuhnya!.


"Lalu kamu mengatakan Alek lah pelakunya ? Kenapa kamu menyembunyikan pisau itu ?". And you know what..something sweet out from Pearson mouth. "Karena Alex adalah temanku".



Flashback...Pearson version....

Kejadian seperti flashback Alex awalnya sampai ketika Michael terluka tangannya. Pearson meminta kembali pisaunya sementara Alex yang nyolot kali ini. dia menanyakan Pearson apa pernah menusuk bahkan membunuh seseorang sebelumnya tapi Pearson hanya mengatakan kalau itu hanya ada di film. Pembicaraan dialihkan oelh salah satu teman mereka sampai kemudian mereka meninggalkan Alex dan Person berdua saja.

Saat berdua itu, Alex memprovokasi Pearson untuk menusuk seseorang, melihat ke toilet kemudian berkata, "Aku akan memperlihatkan sesuatu yang keren, ikuti aku!", perintahnya sambil beranjak pergi dari kursinya. sejenak Pearson diam dnegan pandangan keheranan penuh tanda tanya. Tapi tak lama dia pun mengikuti Alex.

Pearson masuk ke toilet dan melihat Joong Pil yang sedang membelakangi pintu, disampingnya ada Alex dan tiba tiba Alex menusuk Joong Pil tepat di lehernya yang disusul dengan beberapa tusukan. 


Pearson kaget, darah muncrat kemana mana termasuk ke pakaian dan mukanya. Lebih kaget lagi karena Joong Pil kemudian berbalik dan terjatuh ke pelukannya.


Pearson kaget sekali. Joong Pil jatuh ke lantai meninggalkan banyak darah di baju Pearson yang ketakutan. AJ malah tersenyum dan nyengir, seperti mengagumi ketajaman pisau plus kaget dan takut dengan apa yang baru saja dia lakukan.


Kemudian dia menjatuhkan pisau itu dan tergesa meninggalkan toilet. Pearson mengikutinya tapi sejenak berbalik lagi, dia melihat pisau itu dan mengambilnya. Matanya nanar melihat pisau dalam gengamannya.

Jaksa B / Profesor menanyakan kemajuan kasus Jaksa Park berkaitan dengan Pearson. Dia menawarkan bantuannya karena dia punya statement dari saksi. Tapi Jaksa Park mengatakan kalau tidak ada saksi.


Tapi dia menerima lembaran laporan dari rekannya itu yang mengatakan kalau itu adalah laporan otopsi korban. Saksi yang paling akurat! *Jadi inget drama SIGN*.


Dilaporan otopsi itu dikatakan kalau terjadi 9 tusukan menunjukkan kalau korban samasekali dalam keadaan lengah dan tidak ada perlawanan. Dan melihat gaya tusukannya menunjukkan kalau orang yang menusuk haruslah orang yang lebih tinggi dan lebih kuat.

Jaksa Park terdiam, menerawang dan menghela nafas panjang.Hhhhh...."Kamu mengatakan ini, aku harus menjungkirbalikkan laporan hasil investigasi dari USA ?". Matanya menatap kosong.

Alex pun ditangkap, dia diikat menuju sel nya. Petugas tidak menghiraukannya meski Alex meronta dan berteiak teriak.

Pengacara Jang mengejar Jaksa Park. Dia menanyakan kenapa harus menangkap seseorang yang bahkan tidak menjadi tersangka. Jaksa Park mengatakan kalau Alex adalah saksi tapi juga tersangka penting.

Pengacara Jang, " Apa maksudmu ? Bukankah OID sudah menentukan ?". Jaksa Park punya alasan sendiri. baginya OID addalah OID dan mereka adalah mereka, itu sesuatu yang berbeda. Pengacara Jang mengingatkan jaksa Park untuk melihat lebih jelas, Alex datang dengan sendirinya, mengajukan diri sebagai saksi. Tapi..."Kalau memang kejadiannya seperti itu, lalu kemana Alex dalam 3 hari terakhirnya?". 


Pengacara Jang berjanji akan menanyakannya tapi dia minta Jaksa Park mempertimbangkan penahanan Alex karena dia tidak bersalah. Jaksa Park keukeuh, dia berkata kalau memang tidak bersalah maka alex akan bebas. Dia pun pergi yang diiringi omelan Pengacara Jang.


Alex kembali diintrogasi, kali ini dengan tali yang mengikat tubuhnya. Jaksa Park menunjukkan denah restoran itu. dia kembali ditanya tentang kejadian malam itu. Alex dengan mimik ketakutan mencoba menjawab dan membela dirinya. Dia tidak melakukan pembunuhan itu. "Akan ada pengadilan yang memutuskan, cobalah bersikap lebih sopan, ok!". Jaksa Jang mengingatkan

Giliran Pearson."Kamu bilang kamu menekannya tapi tidak ditemukan lebam pada tubuhnya, apa yang terjadi"

Pearson,"Ya..itu benar, aku tidak memukulnya, aku hanya mendorongnya". Introgasi dilakukan silih berganti dan pengakuan sekaligus pembelaan keduanya yang sama sama saling memojokkan membuat Jaksa Park harus bekerja extra.

Alex dengan wajah ketakutannya mengungkap apa yang dia alami, tapi ketika Jaksa Park menanyakan apa yang terjadi selanjutnya, dia mengatakan tidak bisa mengingatnya dengan baik.


Lain Alex lain lagi Pearson, dia menjawab dengan tenang. "Darah berhamburan kemana mana ketika Alex menusuk laki laki itu di leher. leher kanan 3 kali tusukan, disini *sambil meraba bahu kirinya 4 kali dan 2 kali di jantungnya".


Jaksa Park ke Alex : "Ketika darah keluar, korban berbalik dan mengayunkan lengannya, apa kamu lihat ?"
Alex, "Ya..aku melihatnya, laki laki itu berbalik dan mengayunkan lengannya pada Paerson seperti ini" sambil memperagakannya.
Jaksa Park, "Selanjutnya..?"

Alex meracau dalam kebingungan, malah balik bertanya apa pengakuan Pearson, Alex minta Jaksa Park untuk menanyakan langsung semuanya pada Pearson karena pasti Pearson akan mengakuinya.


Professor memberitahu Jaksa Park tentang dissociative disorder, bahwa pelaku akan melupakan kejadian yang dialaminya segera setelah melihat darah korban. Jaksa Park termenung sambil menerima telepon itu.


Di lorong kejaksaan, penyidik A sedang berjalan dengan Jaksa Park yang menanyakan laporan penggunaan obat obatan keduanya yang ternyata hasilnya negatif.


Penyidik A : Ya..tapi itu laporan aneh karena menurut laporan OID, Pearson mengaku menggunakan obat obatan pada hari itu.
Jaksa Park, "Apa kamu cek penggunaan obat di masa lalu oleh Alex ?, Kenapa harus selalu OID ? Apa kamu bekerja untuk OID ?". Penyidik A cuma bisa minta maaf, Jaksa Park minta dia untuk melakukan sesuatu yang benar.

Di kantor pengacara Jang, dia sedang berpikir keras tentang kasus ini sambil melihat berkas berkas laporan di mejanya.


Ayah Alex yang gelisah menumpahkan kekesalannya, dia marah karena anaknya menjadi tersangka dan dia tidak bisa berbuat banyak. Pengacara Jang mencoba menenangkannya dan tiba tiba dia mendapat ide untuk menggunakan lie detector. Mereka yakin Pearson akan ketahuan berbohong. secercah harapan kembali timbul dalam diri  mereka.


Sayangnya...saat lie detector dilakukan, inilah hasil dari keduanya.

Pearson
Alex
Pearson menjwab pertanyaan yang diajukan dengan tenang sementara Alex menjawabnya dengan gugup dan tentu saja itu sangat mempengaruhi hasil akhirnya.


Ayah Alex komplain, kenapa bertanya pada Pearson dalam bahasa Inggris dan pada Alex dalam bahasa Korea. Itu mengapa hasilnya berbeda.
Jaksa Park, "Apa salahnya bertanya pada seorang Korea dengan bahasa ibunya ?"
Ayah, "Alex hanya kelihatannya saja dia orang Korea tapi aslinya dia sangat Amerika.


Ayah juga mengungkapkan kalau menurut OID, Pearsonlah pelakunya tapi mengapa Jaksa Park masih ngotot mencari tersangka lain. Jaksa Park, "Ini Korea, bukan Amerika". Ayah masih berusaha untuk memperngaruhi Jaksa Park bahkan mengajaknya minum sambil mendiskusikan segalanya.


Dia yakin ada cara lain untuk membebaskan Alex dari kasus ini. Sayangnya Jaksa Park bukan jaksa yang bisa disogok, dia menatap tajam sebelum ngeloyor pergi. Ayah marah dan memaki maki.


Jaksa mnegumpulkan teman teman Alex dan Pearson tapi ternyata mereka tidak menemukan Michael Osborn. Seorang teman yang malam itu terluka karena ketajaman pisau Pearson. Padahal kehadiran Michael sangat penting.


Jaksa Park complain pada Nancy. Nancy, "Michael Osborn adalah warga negara Amerika, kamu harus tahu itu. Dia berjuang keras melalui masa sulitnya setelah malam itu.

Nancy, "Keluarga korban adalah orang yang paling disakiti dalam kasus ini, apa susahnya dia datang sebentar untuk berbicara beberapa apatah kata?". Jaksa Park marah dan menggebrak pintu lift sambil berteriak agar Michael melupakan saja semua kejadian itu.


Di sebuah rumah, 2 orang anak sedang bermain sepeda sementara di rumah ada Jaksa Park yang berbaring sambil membaca koran. Tapi deringan telepon memaksanya untuk bangun dan menjawab itu.


Jaksa Park kembali ke kantor yang rupanya Michael datang memenuhi panggilannya. Michael menjawab tidak tahu tentang pernyataan yang dia buat untuk OID bahwa Pearson mengakui pembunuhan itu. Michael menatap bingung dan mengangkat bahunya.


"Aku bertanya pada Pearson dari mana darah di pakaiannya, dan Pearson menjawab kalau beberapa orang Korea datang dan mendorongnya, mungkin aku salah  dengar". Michael juga tidak banyak membantu ketika ditanya siapa yang mengatakan akan memperlihatkan sesuatu yang keren malam itu.


Kepala Jaksa membaca laporan yang dibawa Jaksa Park padanya yang menyatakan kalau investigasi dari pihak US adalah salah. Berdasarkan otopsi, barang bukti, saksi dan keadaan menyatakan Pearson bukanlah pelakunya.


Kepala,"Jadi Person dijebak....aku dengar kalau ayah Alex adalah seseorang yang cukup berpengaruh".
Jaksa Park, "Kalau kita selalu berpikiran seperti itu, maka kita tidak akan dapat bekerja"
Kepala, "Selesaikan segera dan limpahkan ke pengadilan".


Jaksa Park pun menulis laporannya. Alex Jung sebagai pembunuh dan Pearson dituduh membawa senjata tajam dan menyembunyikan barang bukti pembunuhan.



Pengadilan....


Pembacaan kasus dimulai, para tersangka diminta memasuki ruangan pengadilan.


Alex hadir lengkap dengan pakaian penjaranya sementara Pearson memakai pakaian biasa. Pengunjung diminta diam.


bersambung Part 3.......




No comments:

Post a Comment