Saturday, October 26, 2013

Sinopsis Medical Top Team Episode 2 Part 2


Mereka keluar lift bersamaan tapi dr. Seo meninggalkan dr. Park dibelakangnya. Dr. Park berusaha mengejarnya sambil mengajak bicara untuk mencairkan suasana tapi meski dia menceritakan sebuah cerita tapi dr. Seo tidak bergeming. Dia berhenti ketika di persimpangan lorong, mengingatkan dr. Park bahwa itu bukan jalan menuju ICU. Dr. Seo menghormat lau pamit. Dr. Park melihatnya sambil bergumam, "Hmm..dia benar benar dingin...sangat dingin...".

Ba Wee tersenyum melihat gambar yang dibuatnya tapi dia berubah merengut ketika melihat wajah yang ada dibaliknya. Dr. Park....dia menanyakan kenapa Ba Wee tidak memegang janjinya untuk tidak mencari mencari ibunya seperti itu. 


Ba Wee beralasan kalau Tak Pyo meyakinkannya kalau wanita itu benar benar ibunya, dia cantik dan mempunyai rambut panjang seperti yang tertera di gambarnya. Dia yakin akan hal itu tai tiba tiba dia merasa pusing. Dr. Park mendesis...dan Ba Wee merengek dan berjanji dia tidak akan melakukan hal itu lagi. Dr. Park memintanya untuk tidak menangis, suaranya berubah lembut dan berusaha menghiburnya, dia bahkan membawa origami bintang yang disukai Ba Wee tapi...Ba Wee masih menangis.

Akhirnya dr. Park mengalah, hari ini dia akan menyanyikan lagu lullaby seperti ibunya, dia menepuk nepuk dada Ba Wee dan memintanya untuk menutup mata sehingga Ba Wee bisa merasakan kalau itu suara ibunya. Ba Wee menutup matanya, dan dr. Park mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Dr. Choi yang berada di stasion dokter melihatnya.


Sementara di ruangannya, dr. Han sedang melihat artikel tentang dr. Park. Seorang temannya memberitahu kalau semua klinik di US menginginkannya. Dan...terlalu beresiko untuk melakukan rekruitment pada dr. Park sebagai Top Team karena dia berasal dari luar RS. Dr. Han hanya tersenyum simpul.

Bagi dr. Han yang penting orang tersebut adalah yang terbaik sehingga akan menjadi aset berharga bagi RS, temannya menimpali, "Yang penting dia bisa bekerja untuk dr. Han Seng Jae kan ?". Dr. Han tersenyum lagi.
Temannya menanyakan kenapa dr. Han begitu gigih untuk mewujudkan Top Team, apa karena ingin mendapat pengakuan dari CEO ?. Dr. Han termangu...

Dr. Park sedang duduk sambil mengecek beberapa RR yang bisa menampung pasien pasiennya sambil makan. Dia kemudian menengadah ke langit sambil menghela nafas karena hanya ada sisa 3 RS saja yang belum dia hubungi. Dia dikejutkan oleh kedatangan dr. Han.


Dr. Han mengajaknya untuk minum teh dan dia membawanya keruangannya. Dr. Han menjelaskan tentang Top Team yang sedang digarapnya. Dr. Park mengaguminya meski merasa itu sebuah hal yang rumit dan sulit. Dan...setelah merasa cukup berbasa basi dr. Han mengemukakan tujuannya kalau dia tertarik dengan dr. Park. Setelah melihat operasi kemari dan melakukan beberapa research, dia sangat yakin dengan kemampuan dr. Park yang selain dokter bedah thoraks tapi juga seorang dokter yang menguasai beberapa disiplin ilmu kedokteran spesialis lainnya.

Kemampuan dr. Pak diatas rata rata dan dia juga mengetahui kalau dia sangat diinginkan oleh berbagai tempat. Dr. Park merasa itu hal yang berlebuhan dan membuatnya malu. Dr. Han menyerahkan proposal pengrekrutan pada dr. Park untuk dipelajari, dia yakin dr. Park akan puas dengan penawarannya.


Dr. Park membuka dan membacanya, "Apa anda yakin kalau saya mempunyai kualifikasi untuk mendapat penawaran seperti ini ?". "Ya..anda sangat kompeten". Dr. Han menjelaskan bahwa Top Team hanya akan merawat spesial pasien dan mereka pun akan mendapat banyak fasilitas termasuk biaya untuk penelitian.

Dr. Park merasa tersentuh dan sesaat merasa bimbang tapi kemudian dia mengemukakan pendapatnya, baginya tanpa mengurangi rasa hormatnya, sebagai dokter ia ingin memberikan pelayanan kepada banyak pasien makanya dia berada di Paran Klinik selama ini dan yang kedua, dia tidak yakin bisa berada di suatu tempat untuk jangka waktu yang lama sementara kalau dia memutuskan untuk menerima tawaran itu dia merasa tidak cukup yakin akan tinggal.


Dr. Han tak kalah akan, dia mengajukan penawaran untuk perawatan penuh pada pasien Eun Ba Wee. Yaa...dr. Han telah menyelidiki semuanya, Dr. Han tahu kalau salah satu pengajuan dr. Park ke klinik di US adalah tentang perawatan Ba Wee. Dr. Han minta maaf atas semuanya, bagaimanapun dia haru mengetahui secara detail tentang orang yang akan direkrutnya. Dr. Park tertegun !

Sepertinya penawaran itu lebih menyentuh hatinya, dia minta waktu untuk berfikir dan dr. Han mempersilahkannya tapi dia minta keputusan secepatnya karena dia akan mengambil keputusan untuk Top Team akhir minggu. Dr. Park mengerti, dia berpamitan dan mngucapkan terima kasih atas tehnya.


Dr. Han kembali mengingatkan kalau dia sangat tertarik dengan dr. Park bukan hanya karena kemampuannya tapi juga karena kepribadiannya yang hangat dan selalu memprioritaskan pasien. dr. Park meninggalkan ruangan.

 Dr. Park kembali ke ruangan Ba Wee, dia merasa kaget melihat Ba Wee yang sesak dan di slang banyak darah dengan monitor menunnjukkan penurunan tanda vital. Dia berteriak meminta bantuan, dr. Seo yang kebetulan lewat segera mendekatinya dan melakukan pemeriksaan.

Dr. Park meminta diganti membrannya karena menaikkan level oksigen bukan hal yang tepat, dr. Seo segera berlari ke Nurse Station dan mencari sesuatu. Dia mengobrak abrik dus2 sampai akhirnya menemukan Novalung set dan segera membawanya ke tempat Ba Wee. Seorang perawat datang dan membantunya. Dengan cekatan diapun mengganti Novalung Ba Wee, sementara dr. Park hanya melihatnya dengan cemas.

Hasil saturasi oksigen keluar dan menunjukkan hal yang bagus, dr. Seo menunjukkannya pada dr. Park yang kemudian bernafas lega. Perawat Yoo yang datang dengan tergesa gesa menanyakan penggantian membran kepada dr. Seo. dr. Seo tidak berkomentar, malah meminta Perawat Yoo untuk memberitahu dr Choi agar melakukan x ray dan ACT pada Ba Wee. Perawat Yoo mengiyakan.

Dr. Seo mendekati Ba Wee dan mengelusnya, dr. Park hanya melihatnya dengan datar. Saat dr. Seo akan mengambil air minum, dr. Park menyodorkan sebuah botol minuman. Sebagai ucapan terima kasih atas apa yang telah dia lakukan untuk Ba Wee, dr. Park membuka tutupnya dan memberikan pada dr. Seo yang masih tertegun.


Dr. Park meminta maaf atas segala sesuatu yang terjadi diantara mereka selama ini, bahkan kalau dia merasa dipermalukan oleh perlakuan dr. Park selama ini dia minta untuk dilupakan saja. Dr. Park mengajak berjabat tangan sebagai tanda perdamaian.

Dr. Seo mengakui, kalau dia berada di posisi yang dipermalukan karena dia terlihat bodoh, seperti dia dilempar air yang kotor ke mukanya tapi bagaimanapun semuanya telah terjadi. Dia tidak bisa berbuat apa apa. Dr. Seo membiarkan tangan dr. Park yang ingin bersalaman dengannya menggantung sampai dr. Park menurunkannya.
 

Dr. Seo memaafkan insiden di hotel itu tapi operasi dr. Oh yang seharusnya menjadi kebanggaannya bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan sebuah permintaan maaf. Dr. Seo berlalu setelah mengucapkan terima kasih atas minumannya.

Langkahnya terhenti karena panggilan dr. Park, "Lalu..apa yang harus aku lakukan untuk menebusnya ?". Dr. Seo mengatakan tidak ada, dia tidak mau lagi terlibat dengan hal hal bersama dr. Park. Dr. Park mengejar dr. Seo sambil berujar, "Kenapa kamu berlaku seperti ini ?, dari yang saya lihat kamu orang yang cukup berpengaruh di RS ini, apa itu tidak cukup ? Kenapa karena kemunculan saya yang hanya sejenak kebanggaanmu langsung menghilang ?, Apakah itu yang terpenting meski dibanding nyawa pasien sekalipun ?".

Dr. Seo mengiyakan, hal tersebut sangat penting baginya, karena itu adalah hidupnya. Dr. Park tertegun dan menatap dr. Seo dengan pandangan nanar. Dia lalu meminta maaf, baginya keselamatan pasien tetaplah lebih berarti dari sebuah kebanggaan.

Dr. Han memimpin rapat untuk menjelaskan lebih detail tentang rencana Medical Top Teamnya. Para dokter memuji fasilitas yang diberikan bagi mereka yang bisa menjadi Top Team. Asisten direktur Shin datang dan meminta ijin untuk bergabung. Oohh..ternyata dia juga seorang dokter too...

Salah satu dokter mengajukan usul untuk saling merekomendasikan dokter yang menurut masing masing kompeten. dr. Han mempersilahkannya. Dr. Jang merekomendasikan dr. Gu Min Han, para dokter lain pun mulai mengajukan kandidatnya masing masing sehingga ruangan berubah sedikit berisik.


Dr. Han hanya mengusap dahinya mendengarkan semua itu sampai akhirnya dr. Shin mengambil alih, dia minta waktu untuk berbicara. Dr. Shin sepertinya tahu kalau dr. Han bosan dan tidak nyaman dengan keadaan saat itu.

Dr. Shin ingin semua dokter yang hadir paham dan mengerti seperti apa Medical Top Team yang dimaksud. Top Team akan bekerja sebagai tim yang independent, tim yang tidak spesifik pada sutu spesialis dan tidak berada dibawah departemen apapun. Dr. Han sebagai pencetus ide akan mendapat kekuasaan penuh untuk mengaturnya, dan semua diminta untuk menghormati keputusannya.

Dr. Seo sedang melakukan pemeriksaan pasien diikuti dr. Choi dan dr. Kim saat sebuah panggilan telepon masuk. Dr Jang memanggilnya dan raut muka dr. Seo langsung berubah.


Dengan wajah ragu dr. Seo mengetuk pintu ruangan dr. Jang. Dia dipersilahkan masuk dan mengangguk. Dr. Jang ingin membicarakan tentang Top Team, dia akan merekomendasikan dr. Gu dan dr. Jang ingin pendapat dari dr. Seo. Dr Seo berpendapat kalau dr. Gu Min Han adalah dokter yang penuh bakat. Dengan muka licik dr. Jang mengatakan jadi dari departemennya sudah terpilih, dr. Gu...


Setahu dr. Seo kalau untuk apply jadi Top Team tidak perlu rekomendasi dari siapapun dan dia sudah melakukannya. Dia sudah mengajukan diri untuk ikut seleksi Top Team. Dr. Jang minta dr. Seo untuk membatalkannya...secara sukarela.


Dr. Seo membantahnya, dia sudah bermimpi menjadi seorang dokter bedah thoraks dari kecil dan bisa masuk Top Team tentu saja membei keuntungan besar. Dia bisa mewujudkan mimpi besarnya. Dr. Jang, "Jadi apapun akan kamu lakukan untuk mencapai mimpimu itu ?"


Dr. Seo,"Setahu saya untuk bergabung dengan Top Team akan ada penyeleksian karena kemampuannya, tanpa melihat umur dan status, jadi kalau saya tidak lebih bagus dari dr. Gu maka saya tidak akan lulus. Tapi meski begitu, saya akan mendaftarnya."

Dr. Jang mengumpamakan kalau dia nanti terpilih, bagaimana dengan perasaan dr. Gu yang merasa sedih dan malu karena dikalahkan oleh junior ?. Dr. Jang menumpahkan kekesalannya dan bicara dengan nada tinggi, sebentar kemudian dia menyadari dan memelankan suaranya, dia tahu kalau dr. Seo juga dokter yang penuh dengan bakat tapi karena kedekatannya dengan dr. Han maka semua bakatnya jadi tidak terlihat.


Dr. Seo menyangkalnya. dia merasa dia telah melakukan yang terbaik dengan dirinya sendiri tanpa bantuan dr. Jang untuk mencapai reputasinya ini, kembali dr. Jang mendebatnya, "Itu menurut pikiran kamu, tapi lihat...tidak semua orang berpikir sama, kamu tahu hal tersebut dengan baik". Dr. Jang minta dr. Seo merenung dan coba melihat ke belakang maka dia akan menyadarinya. Last, dr. Jang akan membantunya untuk menjadikan dr. Seo  sebagai kepala dokter pada klinik khusus wanita yang akan dibuka tahun depan. Dr. Seo menunduk, pandangannya entah berpikir atau memendam kemarahan.

Dr. Kim dan dr. Choi keluar dari lift, dr. Choi mengeluh lapar tapi kali ini dr. Kim tidak menyiapkan apa apa. Mereka terkejut bertemu dengan dr. Yoo di stasion perawat. Dr. Yoo memberikan roti padanya yang langsung dimakan lahap oleh dr. Choi. dr. Kim mengingatkannya untuk tidak rakus tapi dr. Choi cuek saja.


Perawat Yeo Min Ji datang dan menanyakan keikutsertaan dr. Choi pada Top Team. Dr. Choi mengakui kalau dia mendaftar tapi belum ada konfirmasi. Dr. Yoo menanyakan lebih lanjut apa sudah ada pengumuman yang terpilih atau belum.


Min Ji menjawab belum tapi satu yang pasti adalah dr. Seo Joo Young karena kedekatannya dengan dr. Han. Mereka bergunjing dan tak sengaja semua itu di dengar dr. Seo yang kebetulan lewat.

Dr. Yoo mengingatkan Min Ji untuk tidak bergosip, dia membela dr. Seo, baginya dr. Seo memang seorang dokter yang benar benar hebat karena kemampuannya bukan karena dr. Han. Dari jauh dr. Seo tertegun dan tersenyum maur...miris.....


Di sebuah gereja, dr. Park dan direktur menitipkan 4 orang pasien mereka yaitu 1 orang laki laki dan 3 serangkai ( 2 nenek dan Yeon Hee, yang diceritakan begitu dekat dengan dr. Park ). Mereka berpamitan tapi baru beberapa langkah, nenek memanggilnya. Dr. Park membalikkan badannya setelah menyetel mukanya dengan muka ceria padahal sebelumnya dia terlihat sangat sedih.


Nenek berjanji akan segera datang kembali ke Paran Klinik setelah pestanya usai, Dr. Park mengiyakan dan minta nenek untuk tetap sehat. Dia menuju mobil dengan berkaca kaca. Begitu pula direktur. Yeon Hee berteriak teriak...dia mengejar mobil itu sambil menangis. Yang lainnya mencoba menghibur Yoon Hee.


Direktur dan dr. Park minum soju, Direktur merasa menyesal karena semua ini, dia tahu dari awal memang susah mendirikan RS seperti itu, meski ada bantuan pemerintah tapi tetap saja tidak akan perbah cukup. Dia mengingatkan agar dr. Park tidak lagi memanggilnya direktur, panggillah ajusshi seperti yang dilakukan dr. Park beberapa hari sebelumnya.

Direktur menanyakan kelanjutan kontrak untuk Dr. Park tapi rupanya Clinic yang akan mengontraknya merasa susah dan terbebani dengan perawatan Ba Wee. Direktur berjanji dia akan melakukan perawatan maksimal untuk Ba Wee, jadi dr. Park hanya perlu pergi...ya...pergi...


Dr. Park masih belum tahu rencana selanjutnya, mungkin kembali ke Mason Klinik atau...entahlah...dia sendiri belum bisa berfikir. Mereka kembali menegak minuman itu. Direktur menyuruh dr. Park pergi saja ke Amerika..hanya pergi !. Direktur menangis kemudian memukul mukul punggung dr. Park. Direktur menangis sambil kelojotan di lantai seperti anak kecil kehilangan permennya.

Dr. Park menyelimuti direktur yang tertidur dalam mabuknya. Teleponnya berdering, dari dr. Han yang menanyakan keputusannya. Dia menawarkan keuntungan tambahan kalau dr. Park mau bergabung dengan Kyanghae yakni Paran Klinik akan dioperasikan kembali, dengan pengembalian semua pasiennya yang sudah ditransfer ke beberapa RS dan mereka akan disponsori. Tawaran yang terlampau menggiurkan...Dr. Park berjanji akan memikirkannya.


Suara tangisan seorang perempuan membuyarkan renungannya, dia beranjak keluar perlahan, melihat sekeliling...suara tangisan itu semakin keras dan terasa dekat. dia berbalik dan....seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai menangis di hadapannya. Yeon Hee...!!

Direktur, dr. Park dan Yeon Hee keluar Klinik dan...wooowww....mereka terkejut !!. Para pasiennya telah berkumpul kembali. Mereka bilang, mereka pulang dengan menumpang bis dan janjian bertemu di sebuah toko lalu berjalan bersama sama menuju kemari. Semuanya merasa tidak betah di tempat baru masing masing, mereka ingin kembali dirawat di Paran. Nenek berjanji dia tidak akan ngompol lagi dan tidak akan menyulitkan dr. Park hehe...


Dr. Park menjelaskan kalau dia memindahkan nenek bukan karena nenek suka ngompol dan...apa itu Park Tae..Pak Tae....itu adalah Park Tae Shin. Para pasien kembali memohon sambil mendekat dan merubung direktur serta dr. Park. Dr. Park berkaca kaca.


Dia kembali ke ruangannya dan melihat foto dia yang sedang tersenyum bersama direktur, foto pasien pasiennya, senyuman Ba Wee sambil terngiang penawaran dr. Han. Dia lalu melihat foto foto masa kecilnya yang lagi lagi ada direktur. Sepertinya direktur itu yang mengurus dr. Park dari kecil.


Di Ruang kerjanya dr. Han juga sedang merenung, dia teringat perkataan temannya tentang pengrekruitan dr. Park sedang di kamarnya dr. Seo pun melakukan hal yang sama. Merenung..mengingat kembali percakapannya dengan dr. Jang, omongan perawat Yeo dan juga keinginannya.

Esok harinya, dia langsung mendatangi ruangan dr. Han tapi sesampainnya di pintu dia ragu untuk mengetuk. Tiba tiba pintu terbuka, dr. Han keluar. Mereka berdua kompak kaget !. Dr. Han akan ke ruang perawatan, dia menanyakan kepentingan dr. Seo. Baru juga dia mengemukakan pembukaan, pembicaraannya terpotong karena kedatangan dr. Park.


Dr. Park langsung mengemukakan alasan kedatangannya. "Tawaran anda, untuk bergabung dengan Top Team...saya terima". Dr. Han tersenyum...dr. Seo kaget.



Continue ke Episode 3 Part 1



2 comments:

  1. Stainless Steel vs Stainless Steel - The Titanium Art
    Stainless steel are the backbone elements of the original stainless steel used to titanium legs manufacture steel. keith titanium If you titanium dental are interested titanium rod in femur complications in this stainless titanium bolt steel, our steel will be available

    ReplyDelete
  2. d768f3nxhcz720 www.fakebags2023.ru d841k2ahnmf289

    ReplyDelete