Park Tae Shin sedang terjebak dalam kemacetan, tak sengaja dia melihat penunjuk jalan yang mengarah ke Kwanghae Univesity Hospital. Dia teringat pasien itu dan penasaran dengan keadaannya. Rasa penasaran itu membuatnya mendatangi RS tersebut dan di lobi RS dia melihat data para dokter di layar komputer. Pandangannya tertuju pada data dokter Seo Joo Young yang tertera sebagai asisten professor. Tae Shin ingin tahu umurnya karena wajahnya terlihat masih muda sementara posisinya sudah cukup tinggi.
Dr. Seo mengejutkannya, mereka membicarakan pasien yang mereka perdebatkan malam itu dan akhirnya dr. Seo mengatakan kalau dr. Park benar tentang diagnosanya. Dr. Seo pun meninggalkan lobi tapi dr. Park menahannya. Dia menagih janji kalau yang salah diagnosa akan mentraktir.
"Bagaimana kalau hari ini, owh...sepertinya anda tidak bisa. Kalau besok ? Makan siang...makan malam ?". Dr. Seo diam sampai akhirnya menjawab dengan datar, "Beritahu no rekening anda, saya akan mentransfer sejumlah uang yang cukup untuk makan". Dr. Park tahu situasi, dia mengatakan tidak apa apa...dia tidak akan menagih lagi. Dr. Seo berpamitan, dr. Park menatapnya sambil mengomel sendiri.
Dr. Seo menanyakan tentang Medical Top Team, Seung Jae mengatakan bahwa dia sedang merekrut orang orang terbaik dan akan segera di umumkan. Salah satu orang terbaik di RS itu adalah dr. Seo tapi dr. Seo kembali mengingatkan rumor meskipun kenyataannya begitu tapi orang orang akan kembali melihat dirinya berhasil atau masuk tim karena keberadaan Seung Jae. Seung Jae minta untuk tidak terlalu menghiraukan hal hal tersebut, "Tetaplah jadi dirimu sperti yang sekarang". Joo Young tersenyuum dan mereka mulai makan.
Dr. Jo berjalan di lorong Rs dengan keadaan yang sangat berantakan, dia masuk ruang istirahat dokter dan mengejutkan para dokter muda yang sedang santai. Dia akan pulang setelah 2 hari terus menerus berada di ruang operasi. Keadaannya sungguh amburadul.
Ah Jin mengambil makanan yang tersisa dan mengejar dr. Jo setelah sebelumnya menanyakan alamat apartemen dr. Jo, dia mengambil semua makanan yang tersisa di meja padahal makanan itu yang dr. Kim sediakan untuk mereka. Tinggallah Sung Woo dan perawat itu yang salah tingkah.
Ah Jin mengambil makanan yang tersisa dan mengejar dr. Jo setelah sebelumnya menanyakan alamat apartemen dr. Jo, dia mengambil semua makanan yang tersisa di meja padahal makanan itu yang dr. Kim sediakan untuk mereka. Tinggallah Sung Woo dan perawat itu yang salah tingkah.
Berjalan mengendap endap, Ah Jin mengantarkan makanan yang tadi di bawanya dari ruang istirahat dokter. Ah Jin mengetuk pintunya tapi dr. Jo bilang dia ingin tidur. Ah Jin lalu menyimpannya di pegangan pintu dan dia beranjak pergi. Belum jauh mendengar pintu terbuka dan sebuah tangan mengambil tas itu dan mengacungkan jempolnya. Ah Jin tersenyum.
Dr. Park makan ramyun dengan direktur, mereka saling meledek sampai pada akhirnya perbincangan menyangkut pribadi dr. Park.
Direktur, : Apa kau tak bermaksud mencari orangtua kandungmu ?:
Dr. Park : "Orangtua ? ayahku meninggal saat aku di sekolah menengah"
Direktur mengingatkan kalau itu adalah orangtua asuhnya bukan orangtua aslinya tapi dr. Park berkeyakinan bahwa orang yang sudah menelantarkannya tidak perlu dia ingat. Dia tidak penasaran dengan mereka semua lagian dalam seminggu dia akan meninggalkan Korea.
Mereka kembali bercanda dan saling berebut panci raymun tapi terhenti ketika seseorang membuka pintu mereka. Ba Wee terkulai lemas di gendongan temannya.
Dr. Park dan Direktur segera memeriksanya. Nadinya masih ada meski lemah. Direktur menanyakan yang terjadi, teman Ba Wee bilang kalau mereka menemui ibunya Ba Wee tapi ternyata wanita itu bukan ibunya. Saat kembali dari restoran itu dia kemudian pingsan.
Dr, Park melakukan pemeriksaan menyeluruh dan akhirnya melakukan beberapa tindakan seperti intubasi dan memasang slang di dadanya. Mereka akan merujuk ke RS yang lebih besar dan ditemukan kalau RS yang menyediakan Novalung itu adalah RS Kyanghae. Mereka pun menuju kesana.
Di Emergency mereka disambut beberapa dokter yang salah satunya Ah Jin. Dr. Park menerangkan segalanya dan meminta pemasangan Novalung sekarang juga. Dokter meminta Ah Jin untuk menghubungi dr. Seo yang kebetulan on call duty malam itu.
Dr. Seo sedang membaca di ruangannya ketika telepon dari Ah Jin atang. dia menjawabnya akan segera datang. Sesampainya di ER dia memeriksa Ba Wee. Park Tae Shin kembali menjelaskan keadaan Ba Wee
Saat mereka berdua mengangkat kepala, mereka baru sadar kalau mereka saling mengenal. Sejenak pandangan mereka beradu dan bertatapan. Dr. Seo lalu memerintahkan untuk segera operasi. Dr. Park minta dr. Seo untuk merawatnya dengan baik. Ba Wee dibawa ke ruang operasi, dr. Park menunggunya di luar kamar operasi.
Saat yang bersamaan, dr. Han Seung Jae menerima telepon kalau menteri Oh tidak sadarkan diri dan dalam kondisi kritis. Dia segera berlari ke ruangan menteri Oh. Di sana sudah ada Sung Woo dengan dua orang perawat yang sedang memasang intubasi.
Dr. Han menanyakan keberadaan dr. Seo, yang di jawab Sung Woo kalau dr. Seo sedang di kamar operasi. Seung Jae menelepon dr. Seo yang sedang mencuci tangan untuk operasinya. Tapi dia menyanggupi juga operasi menteri Oh dan minta Sung Woo untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Dr. Seo segera berlari ke ruang operasi dan meminta dokter di kamar operasi untuk tidak melakukan Novalung sekarang, dia minta mereka menunggunya sebentar. Dr. Seo keluar dan memberitahu dr. Park kalau Eun Ba Wee harus segera pergi ke RS lain, belum beres dr. Park bertanya, menteri Oh datang dan langsung disambut oleh dr. Seo.
Akhirnya dr. Seo menjelaskan kalau dia tidak bisa melakukan Novalung karena ada pasien operasi emergency sekarang. Dengan sinis dr.Park berkata kalau pasien itu bisa dioperasi tapi kenapa Ba Wee tidak ?. Dr. Seo minta pengertiannya karena menteri Oh menderita perdarahan di abdomennya dan akan meninggal kalau tidak dilakukan operasi dengan segera, dia akan mencarikan RS lain yang akan memasang Novalung untuk Ba Wee. Dr. Park keukeuh, dia bersikeras Ba Wee pun butuh operasi itu sekarang, kondisinya sama kritis.
Dr. Han mendekati dan meminta pengertian dr. Park karena hanya dr. Seo yang bisa melakukan operasi thoraks di RS itu, jadi dia harus melakukan operasi untuk menteri Oh. Dr. Park tidak terima, dengan wajah hampir putus asa dia menanyakan apa dia harus mengeluarkan anak yang sudah memasuki kamar operasi ?.
Perdebatan terhenti karena dr. Seo menerima telepon yang mengabarkan kondisi pasien semakin drop. Dia minta ijin untuk segera melakukan operasi. Dr. Seo membungkuk dan berniat pergi tapi langkahnya terhenti mendengar dr. Park berujar, "Aku akan melakukan operasi, aku juga seorang dokter bedah thoraks, bekerja di Mason Klinik Amerika". Dr. Park sambil mengeluarkan kartu ID dokternya. Dr. Han menolak karena membiarkan seorang dokter luar melakukan operasi di RS nya adalah tindakan ilegal. Dia tidak bisa mengijinkan hal tersebut. Dr. Park menghela nafas putus asa.
Saat kritis itu, seorang perawat datang dan memberitahu kalau kondisi Ba Wee pun drop, tensinya terus menurun. Dr. Park panik dan menatap dr. Han dan minta kebijaksanaannya. Di saat bersamaan telepon kembali masuk ke dr. Seo, menteri Oh makin kritis. Dr. Park menatap dr. Han. Dr. Han menyuruhnya untuk segera melakukan operasi. Mereka pun pamit menuju ke ruang operasi.
Dr. Park marah, sebelum dr. Han berlalu dia memegang lengannya dan memaksa dr. Han mengabulkannya. Dia berjanji akan melakukan operasi itu dengan cepat. Dia mengharap dengan sangat agar Ba Wee selamat. Dr. Han berlalu dan menyusuri tangga sambil berpikir keras. Sampai pada detik kemudian dia sepertinya membulatkan dirinya pada suatu keputusan.
Di ruang operasi para petugas sedang menyiapkan segalanya, seseorang berpakaian OK memasuki ruangan dalam keadaan siap untuk melakukan operasi tapi para petugas melihatnya dengan terbengong bengong. Orang tersebut kemudian memperkenalkan diri, "Nama saya Park Tae Shin, terima kasih atas bantuannya". Seorang perawat memasuki ruangan OK dan semua mata tertuju padanya. Dari pandangannya, dia membenarkan dr. Park. Mereka pun mulai melakukan operasi.
Sebelum operasi dimulai dr. Park menyapa Ba Wee yang sudah tidak sadar karena anestesi, dia mengatakan bahwa mereka akan bertemu sebentar lagi.. Di ruang sebelahpun tak kalah sibuknya, dr. Seo melakukan operasi terhadap menteri Oh. Seorang perawat asisten dan dr. Kim sepertinya tidak konsentrasi terhadap operasi itu, mereka melakukan beberapa kesalahan yang membuat dr. Seo sedikit tension.
Dr. Park melakukan operasinya dengan lancar dan baik bahkan ketika dr. anestesi memberitahu oksigen tidak stabil dengan santainya dr. Park minta intubasi digeser ke sebelah kiri. Benar saja...kondisinya jadi membaik dan dr. anestesi itu terlihat senang.
Sementara di ruang operasi dr. Seo, dia terus membuka abdomen menteri Oh sambil menjelaskan setiap prosedur yang dijalaninya. Dr. Kim melihatnya dengan jelas dan memperhatikan semua perkataan dr. Seo. Dari ruang observasi di atas, dr. Han melihat operasi menteri Oh dengan pikiran tidak fokus.
Ah Jin yang menjadi asisten dr. Park terkantuk kantuk sampai hampir jatuh ke arah pasien. dia tersentak dan buru buru bangun sampai minta maaf. Dr. Park hanya melihatnya dengan heran sementara dr. anestesi mengelengkan kepalanya.
Dr. Han memantau operasi melalui layar monitor. Dr. Park mulai melakukan tindakan utamanya, pemasangan Novalung. Setelah segala prosedur Novalung pun selesai dipasang dan tindakan utama berhasil dilakukan dengan baik. Dr. Park menanyakan nama asisten di depannya.
Choi Ah Jin, dia kemudian meminta Ah Jin untuk menyelesaikan prosedur operasinya dan memantau kondisi pasien terutama tekanan darahnya. Dr. Park mengucapkan terima kasih atas semua bantuan mereka pada operasi itu, dia membuka sarung tangannya dan keluar.
Dr. Han terlihat senang dan meminta dr. Park untuk duduk bersama melihat operasi dr. Seo. Dr. Han memuji kepiawaian dr. Park dalam melakukan operasi, bahkan dr. Park melakukan Novalung dengan prosedur yang berbeda tapi dengan hasil yang luar biasa.
Dr. Han menanyakan letak Mason Medical Center tempat dr. Park bekerja tapi dr. Park akhirnya mengaku kalau sebenarnya saat ini dia masih bekerja di Paran Klinik di daerah Gimpo. Sebuah klinik yang memberikan pelayanan gratis pada pasiennya. Dr. Han kembali menyatakan kekagumannya.
Dr. Han mengungkapkan kalau 3 tahun lalu dia bekerja di Mason Medical Center dan.....belum berlanjut pembicarannnya, perhatiannya teralihkan oleh ucapan dr. Park. Dr. Park melihat monitor dan menemukan perdarahan pada menteri Oh semakin banyak. Dr. Seo tetap tenang dan meminta agar dilakukan suction serta ACC lagi.
Dari monitor dr. Park mengatakan kalau ACC nya tidak cukup, meski saat ini perdarahan berkurang tapi akan ada hal lain menyusul. Benar saja...perdarahan terus berlanjut. Dr. Seo meminta CT nya dan...Porcelain aorta !.
Dr. Park pun mengatakan hal yang sama tapi dr. Han berkeyakinan kalau dr. Seo akan mengatasi semua itu. Saat akan melakukan klem, tiba tiba dr. Seo kesakitan dan klemnya terlepas. Dr. Han mengkhawatirkannya tapi dr. Seo bilang kalau dia baik baik saja. dr. Han pun teringat dengan insiden saat dr. Seo mengambil sumpit. Pergelangan dr. Seo terlihat bermasalah.
Dr. Park memprediksi akan lebih buruk lagi karena aorta akan semakin sulit di klem, dr. Han yang mendengarnya tertegun. Dia berpikir.....
Saat memberitahu dr. Seo hal tersebut, tiba tiba darah muncrat mengenai muka dr. Seo, beberapa asisten operasi dan bahkan lampu operasi di atas mereka. Dr. Park minta semuanya tenang dan hentikan perdarahan.
Darah sudah dimana mana sampai ada di lantai kamar operasi, baju dr. Kim sudah berubah merah. Dr. Seo membentak dr. Kim minta untuk lebih fokus dalam suction karena dia tidak bisa melihat apa apa. Tangan dr. Seo kembali bermasalah, dia tidak bisa melakukan tekanan yang kuat sehingga beberapa kali klem itu malah terlepas dari genggamannya. Dr. Han melihat dari atas dengan ketegangan yang sama.
Saat menegangkan seperti itu, dr. Park masuk sudah dengan tangan selesai dicuci, dia bermaksud membantu dan memberikan advisnya tapi ditolak oleh dr. Seo yang memintanya segera meninggalkan ruangan itu. Dr. Park mengingatkan kalau mereka harus menyelamatkan pasien terlebih dahulu daripada terlibat perdebatan yang tidak ada gunanya.
Kondisi menteri Oh semakin kritis, nadinya semakin menurun. Dr. Han mendesis, sementara dr. Seo tertegun. Dr. Park membentak menyebut nama dr Seo Joo Young....tapi ketika dr. Seo meliriknya, dengan mata berharap dr Park menganggukkan kepala meminta ijin.
Continue to Episode 2 Part 2
No comments:
Post a Comment