Dr. Han melihat dari ruang observasi dengan tegang sementara yang diobservasi benar benar sibuk menghentikan perdarahan yang tejadi pada menteri Oh. Dr. Park yang sudah berada di ruang OR meminta dr. Seo menghentikan kegiatannya untuk mencari aorta dari arah atas, dia harus membuka dada sebelah kiri tapi dr. Seo berpendapat hal tersebut bisa mengakibatkan serangan jantung. Perdebatan terhenti ketika lagi lagi dr. Seo tidak bisa mengontrol pergelangan tangannya.
Para dokter lain tertegun dan menatap dr. Seo, mereka seakan minta dr. Seo untuk megijinkan bantuan dari dr. Park. Dr. Seo melihat ke atas, ke arah dr. Han berada yang sedang menatapnya dengan seksama dan penuh kecemasan sekaligus ketegangan.
Akhirnya dr. Seo mengangkat tangannya dari abdomen dan memegang pergelangan tangan kanannya dengan tangan kiri, dia mundur...memberi perintah pada perawat untuk melakukan persiapan bagi dr. Park agar siap untuk operasi. Perawat memakaikan baju dan sarung tangan steril pada dr. Park sementara dr. Seo berdiri mendekat ke pojok ruangan sambil tangan kiri masih memegang pergelangan tangan kanannya.
Dr. Park minta posisinya di rubah, dia akan berdiri disamping kiri pasien. Dr. Kim pun meninggalkan tempatnya dan berpindah ke tempat di depannya. Dr. Park mengambil alih operasi dan memberikan beberapa instruksi pada semua orang di tempat tersebut. Dia mulai membuka dada sebelah kiri.
Dari pojok ruangan dr. Seo memperhatikan dan dengan isyarat matanya dia mengijinkan asistennya untuk menuruti permintaan dr. Park. Merasa tidak ada yang bisa lagi dilakukannya, dia beranjak pergi menuju pintu keluar setelah sebelumnya melihat ke arah dr. Han.
Tapi, sebelum dia keluar dr Han memanggilnya dan memintanya untuk meneruskan memonitor operasi itu. Dia menatapnya dengan penuh harap. Tak bisa menolak, dr. Seo pun mengurungkan niatnya untuk beranjak dan dia kembali berdiri di pojok ruangan.
Dr. Jo berkeliling lorong OR dan dia tertarik mengintip ke OR dimana dr. Park sedang melakukan operasi. Dia bertanya tanya sendiri operasi apa yang sedang dilakukan di sana dan mengapa dr. Seo ada disana tapi hanya berdiri jauh dari meja operasi. Dia semakin heran mengenali dr. yang melakukan operasi itu. Ternyata dia adalah dokter anestesi yang melakukan anestesi pada Ba Wee sebelumnya dan melakukan operasi bersama dr. Park.
Belum selesai keheranannya, seorang dokter muda yang datang dengan bak instrumen menegurnya. Keberadaan dr. Jo tidak seharusnya di tempat itu. Dr. Jo menanyakan apakah operasi itu operasi rahasia ?. Dia berjanji akan berpura pura tidak melihatnya. Dia pun meninggalkan tempat itu.
Tapi...dia hanya pura pura berlalu. Dia kembali lagi mengintip. Dia memuji dr. Park yang sedang melakukan operasi. Yang dipuji sedang sibuk membuka dada menteri Oh. Sepertinya mereka kesulitan. Dr. Seo meminta perawat Yoo untuk mengambil klem clitwood, klem itu akan membantu mempermudah dr. Park dan dr. Kim untuk membuka dada.
Operasi dilanjutkan dan perdarahan mulai berkurang. Dr. Han menarik nafas panjang, sedikit lega terlihat dari parasnya. Dia menggaruk garuk dahinya sambil melihat jam. Operasi terus berlanjut, step by step semua prosedur dilakukan dan mendekati finish. Dr. Han mulai tenang.
Sesi penyelesaian operasi dilanjutkan, dr. Seo melampiaskan kemarahannya dengan menyikat tangannya secara kasar. Sementara di OR, dr. Park menyatakan bahwa operasi bagiannya telah selesai, dia pamit meninggalkan OR. Semua kru mengucapkan terima kasih atas bantuannya hari itu tapi dr. Park merendahkan dirinya, semuanya terjadi karena kerja tim mereka.
Dr. Park berjalan dan berpapasan dengan dr. Seo yang datang kembali untuk melanjutkan operasinya. Dia mengucapkan terima kasih pada dr. Park sambil membelakanginya. Dari wajah dr. Han terlihat sebuah senyuman tipis, hampir tak terlihat.
Dr. Park menemui Ba Wee yang masih belum sadarkan diri. Dia merasa kasihan pada anak itu yang begitu menginginkan untuk bertemu ibunya. Dr. Park melihat luka di tangan Ba Wee, dia pun meniup niup luka itu. Dr. Choi sedang melakukan pengecekan, ketika dia akan memanage tetesan infus, dr. Park memberitahunya kalau dia telah melakukan semua itu.
Dr. Park menanyakan dokter jaga yang merawat Ba Wee. Dr. Choi mengakui dialah dokter itu. Dr. Park meminta dr. Choi untuk menjaga kestabilan gas darahnya, melakukan foto thorak pada pukul 8 dan memberinya imunosuppresant. Dr. Choi kaget...dan dia mengatakan kalau dr. Park tidak boleh melakukan order disana karena dia bukanlah dokternya Ba Wee. Dokter yang merawat Ba Wee adalah dr. Seo. Dr. Park yakin dr. Seo akan sependapat dengannya.
Tak lama berselang, dr. Seo datang dan.....tentu saja dengan request yang sama ! Menanyakan kadar oksigen dalam darah dan tidak lupa untuk memberikan immunosupresant. Dr. Choi kaget dan melirik dr. Park yang kemudian mengedipkan matanya. Dr. Seo merasa aneh dan melihat keduanya. Tapi keduanya bersikap seolah tidak terjadi apa apa.
Ba Wee mengaduh...dr. Park buru buru mendekatinya dan mengelus elus rambutnya. Dia menenangkan Ba Wee. Mata Ba Wee terbuka, dr. Park mengajaknya bicara dan menghiburnya. Ba Wee pun tersenyum, dr. Park senang. Para dokter yang berkerumun termasuk dr. Seo terpana melihat cara pendekatan dr. Park pada pasiennya yang begitu baik dan bersahabat.
Dr. Seo kleuar ruangan sambil menghela nafas, di ujung lorong dr. Han menunggunya dan menanyakan keadaannya. Dr. Han terlihat khawatir. Dr. Seo marah pada dr. Han yang memberitahunya bahwa dia tidak ada pilihan lain karena pergelangan tangan dr. Seo sedang terluka.
Dr. Seo merasa dirinya sanggup melakukan operasi itu sendirian meski dirinya terluka. dia berlalu dan dr. Han hanya bisa tertegun di tempatnya berdiri.
Dr. Seo membalut lengannya dengan bandage, dia kembali teringat kejadian di OR. Dr. Seo menarik nafas. Dia segera keluar dan matanya tertuju pada dr. Park di kejauhan yang sedang menuju lobi. Dr. Seo memanggilnya, dr. Park berbalik. Dr. Park menanyakan kondisi pasien yang dioperasinya, dia menyadari kalau orang tersebut adalah menteri Oh, dia berjanji tidak akan mengungkit semuanya mengingat kondisi politik yang bersangkutan.
Mereka terlibat kembali perdebatan. Dr. Seo mengingatkan dr. Park bahwa meski operasi itu sulit tapi dia bukanlah orang yang tidak sanggup melakukannya, jadi dia minta dr. Park untuk tidak menyombongkan dirinya karena hal tersebut bukanlah suatu hal yang patut disombongkan didepannya.
Melihat sikap dr. Seo yang tidak menerima kenyataan itu, dr. Park keluar sifat jumawanya, meski dia tidak menginginkannya tapi dialah pahlawan pada hari ini, karena keberadannya lah operasi itu berhasil dengan baik.
Dr. Park terus nyerocos tak terbendung dan dia baru berhenti ketika melihat tangan dr. Seo yang disilangkan di dadanya dalam keadaan dibalut. Dia kembali berubah sopan dan berpamitan. Dia akan kembali ke Paran Clinic dan menitipkan Ba Wee pada dr. Seo.
Tiba tiba dr. Park teringat insiden penyelamatan Kim Yoo Ri dimana dia mendorong dr. Seo dengan kerasnya sampai terjatuh. Dia melihat waktu itu dr. Seo meringis sambil memegang pergelangan tangannya. Dr. Park berbalik ada melihat kepergian dr. Seo, dia merasa bersalah. Dr. Park menepuk nepuk kepalanya.
Dr. Kim sedang berbelanja di supermarket, tak sengaja perawat Yoo Min Ji memergokinya. Mereka pun berbincang tapi dr. Kim menyembunyikan keranjangnya di belakang membuat Min Ji jadi penasaran dan berusaha mengetahuinya.
Dr. Kim meracik belanjaannya di taman RS, ternyata dia sedang membuat roti isi untuk dr. Choi. Setelah selesai, dia menelepon dr. Choi untuk segera datang. Yang ditelepon kegirangan karena ada sarapan. Dia berujar segera datang.
Dr. Kim sudah membereskan kursi yang dipakainya sebagai meja dapurnya, sekarang di kursi itu sudah tertata rapi 3 buah sandwich berbungkus plastik. Dr. Choi yang datang dengan cerianya disambut penuh kegembiraan dr. Kim. dia segera menunjukkan sarapannya.
Dr. Kim memamerkannya dan ini made by Dr. Kim Sung Woo. Mereka duduk dan dr. Choi mulai makan sandwich itu. dia memujinya, sandwich itu enak. Dr. Kim tersenyum senang, tapi senyumnya berubah maur ketika dari arah pintu datang perawat Yoo dengan berlari sambil memanggil dr. Choi.
Perawat Choi menanyakan apakah itu yang dibeli dr. Kim sebelumnya ?. Dr. Kim salah tingkah dan dia lebih kaget ketika dari pintu juga keluar dr. Jo dengan kusutnya sambil menanyakan kenapa mereka makan siang di tempat seperti itu. Dr. Kim memalingkan mukanya dan mendesah. Acara datingnya gagal total apalagi kemudian dia mendengar dr. Choi mempersilahkan dr. Jo untuk memakan makanan hasil karya dr. Kim.
Dr. Jo memujinya karena dr. Kim penuh energi padahal semalaman dr. Kim melakukan operasi. Yang dipuji cuma senyum senyum tak jelas. Dr. Choi mengambil satu untuk perawat Yoo juga, mereka bertiga menikmati sandwichnya sementara dr. Kim salah tingkah. Perawat Yoo melihat semua kelakuan itu. Dia merasa tidak enak tapi apa mau dikata..dia tidak bisa berbuat apa apa.
Dr. Kim pun pamit untuk kembali ke ruangan, dr. Choi memintanya untuk masuk bareng tapi dr. Kim tidak menghiraukannya. Dr. Choi mengajak Perawat Yoo untuk duduk dan kembali menikmati sandwich yang tersisa. Dari kejauhan dr. Kim melihat dr. Choi yang menyuapi dr. Jo dan perawat Yoo tomat dan memberi minum pada dr. Jo yang tersedak. Dia cuma bisa tersenyum melihat kejadian itu.
Dr. Park sampai di Paran klinik dengan menumpang sebuah mobil bak. Begitu turun dia heran karena suasana begitu sunyi bahkan laundry pun tidak ada yang mengambil. Semua seprei dan kain kain masih berada di jemuran. Dr. Park pun mengambil semua itu. Di depan pintu masuk, dia semakin heran karena ada pengumuman tertulis bahwa hari ini mereka tidak menerima pasien.
Masih dengan memegang setumpuk seprei, dr. Park menuju keatas, di lorong dia memanggil rekan rekannya tapi tidak ada siapapun. Suansana sunyi dan lampu lampu pun mati. Bergegas dia ke ruangan direktur. Dia menemukan direktur di ruangannya sedang makan mie. Tapi ruangan direktur pun kosong, hanya ada meja yang sedang dipakai direktur makan mie.
Direktur mananyakan keadaan Ba Wee, dr. Park memberitahunya dan direktur merasa lega. Dia mengajak makan bersama tapi dr. Park ingin tahu yang terjadi. Direktur memberitahunya setelah menghela nafas panjang. Ternyata ini yang direktur minta pada perawat Lee untuk dirahasiakan dari dr. Park di episode awal itu lho.
Dr. Park : "Jadi kamu selama ini menyembunyikan fakta bahwa Klinik ini akan diambil alih ?. Kamu menunggu waktu sampai saya ke Amerika dan klinik ini akan ditutup tapi para kreditur itu mendadak datang tadi malam dan mengambil semuanya ?".
Direktur : "Tapi beban kita sedikit berkurang karena beberapa RS sudah mengambil pasien pasien kita".
Dr. Park menyalahkan direktur kanapa tidak menunda pembayaran atau melakukan pinjaman, bukankah semuanya akan baik baik saja ?. Direktur menyatakan dia sudah tidak bisa lagi mengajukan pinjaman karena hutangnya sudah terlalu banyak dan lagian dia sudah tidak menemukan donatur lagi.
Dr. Park memanggilnya Ahjussi sehingga direktur mentertawakannya. Direktur tidak memberitahunya karena dia tahu kalau dari awal dr. Park tahu maka dr. Park pasti tidak akan mengambil job di US dan akan memutuskan tinggal disana. Dr. Park adalah dokter terkenal di dunia, mendapat bantuan beberapa hari saja dari dr. Park sudah membuatnya senang dan dia merasa sudah lebih dari cukup.
Direktur meminta maaf sementara dr. Park menghela nafas. Pikirannya berkecamuk. Dia kemudian masuk sebuah ruangan dan kaget melihat 3 serangkai pasiennya yang duduk di pojokan ruangan. Mereka seperti ketakutan tapi begitu melihat dr. Park mereka tersenyum. Mau ga mau dr. Park pun memaksakan dirinya tersenyum miris.




Dr. Han melaporkan kejadian malam saat menteri Oh di operasi pada dr. Jang dan Asisten Direktur Shin. Dia kaget dan menyalahkan kenapa dia tidak diberitahu, sementara dr. Han beralasan kalau situasinya sangat tidak mendukung sehingga dia tidak bisa berpikir panjang.
Untungnya dr. Seo bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Dia datang hari ini untuk memberitahu tentang hal ini. Dr. Jang tetap merasa kecewa tapi Asissten direktur membelanya, karena ini adalah operasi yang ingin dirahasiakan oleh menteri Oh maka semakin banyak orang yang tidak tahu semakin baik.
Asisten direktur mengucapkan terima kasih atas kerja keras dr. Seo, dia sekarang mengerti kenapa dr. Han mempercayai dr. Seo begitu besar sejak awal. Dia pun minta dr. Jang untuk memuji dr. Seo ketika bertemu nanti. Mau ga mau dr. Jang menyanggupinya.
Dr. Han pun tak luput dari pujian Ass. Dir Shin, hal tersebut menimbulkan hal yang tidak nyaman bagi Dr. Jang, dia terlihat menekuk mukanya. Dr. Park hanya tersenyum tipis seperti biasa. Senyum yang ga jelas...
Dr. Gu dan seorang rekannya sedang mengossipkan kejadian operasi dr. Seo malam tadi, hal tersebut membuka kesempatan dr. Seo untuk terpilih menjadi salah satu kandidat Top Team.
Tapi dokter satunya mengetahui kejadian asli malam itu. Bahwa ada seseorang yang menyelamatkan operasi. dia menyebutnya the dark knight, dia tidak mau menjelaskan siapa orang tersebut.
Tapi dokter A/belum tahu namanya... kemudian melaporkan kejadian itu pada dr. Jang, ada seorang dokter yang membantu dr. Seo malam itu. Seorang dokter yang datang mentransfer pasien kemudian membantu operasi. Dr. Jang menanyakan keberadaan dr. Han. Dr. Han pun mengetahuinya dan berada di tempat tapi dia menutupinya dan memberitahu seolah olah dr. Seo lah yang melakukan semua itu. Dr. Jang mendapat poin...dokter A mengingatkan kalau konferensi Interdisiplin akan dimulai dan dr. Jang tersenyum simpul. Sepertinya dia merencanakan sesuatu.
Dr. Seo membeberkan operasi yang dilaluinya, setelah selesai dia membuka sesi tanya jawab dan pertanyaan pertama dilakukan oleh dr. Gu yang duduk tepat disamping dr. Jang.
Dia menanyakan cara dr. Seo menghentikan perdarahan yang terjadi pada operasi menteri Oh. Dr. Seo mencoba menjawabnya dengan yang dia lakukan tapi sejenak terhenti karena hal berbeda dilakukan oleh dr. Park pada malam itu.
Dr. Jang angkat bicara, dia memuji betapa hebatnya dr. Seo sebagai dokter bedah thoraks terhebat di departemennya. Dia bertepuk tangan akan keberhasilan itu, tapi terdengar jelas kalau kata kata itu berupa ejekan.
Dr. Han hanya meliriknya dengan ujung mata tanpa berekspresi. Semua peserta pun memberikan applause nya. dr. Seo hanya terdiam di podium, dia tampak sedang mempertimbangkan sesuatu.
Pemimpin konferensi meminta laporan kasus selanjutnya tapi...dr. Seo kemudian angkat bicara. Dia menjelaskan keadaan sebenarnya malam itu disaat keadaan sedang genting, ada seorang dokter....
Dr. Jang memotong pembicarannya..., "seorang dokter ?".Dr. Seo melanjutkan bahwa malam itu ada seorang pasien yang dirujuk oleh seorang dokter bedah dan dokter itulah yang membantunya untuk melakukan operasi. Hadirin mulai riuh, bagaimana bisa seorang dokter luar melakukan operasi di tempat mereka. Dr. Han berdiri dan mengatakan kalau dia akan melaporkan hal tersebut di lain kesempatan.
Tapi dr. Jang dan seorang dr. senior merasa mereka harus mendapatkan penjelasan sekarang. Dr. Seo akan menjawabnya tapi lagi lagi dr. Han mendahuluinya. Dia menerangkan kalau pergelangan tangan dr. Seo dalam kondisi cedera jadi memaksakannya operasi penuh pada malam itu akan menambah kerusakan pada orangan lengannya makanya dia mengambil keputusan untuk membiarkan dokter yang merujuk membantunya.
Dr. Jang berasa mendapat angin, dia kemudian mencecar dr. Seo dengan pernyatan pernyataan yang menyudutkan dr. Seo apalagi mengingat pasien yang ditanganinya malam itu adalah seorang pasien yang sangat penting yang bisa mempengaruhi keberlangsungan RS Kyanghae.
Dr. Jang merasa dr. Seo ingin selalu mendapat yang terbaik apapun caranya. Dr. Seo memejamkan matanya di podium sementara dr. Han terduduk dengan lesunya, dia membuka kacamatanya dan melihat tajam dr. Seo yang masih memjamkan matanya di podium. Wajah dr. Han memancarkan kemarahan.
Konferensi selesai, dr. Seo melangkah keluar dengan lunglai. Langkahnya terhenti ketika dr. Jang memanggilnya. Rupanya dr. Jang belum puas mencecarnya di depan khalayak, dia kembali mengintimidasi dr. Seo dan menghubungkan semuanya dengan kebaikan dr. Han yang selalu mendukung dr. Seo. "Kesalahan terbesar kamu adalah SERAKAH !, Kamu ingin mendapatkan semuanya karena kamu tahu dr. Han selalu dibelakangmu". Dr. Seo kembali memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Ketika matanya terbuka terlihat matanya basah.
Dr. Seo melanjutkan perjalannanya, di sebuah persimpangan dr. Han menghampirinya. Dr. Han menyesalkan kenapa dr. Seo harus sejauh itu padahal dia sudah membelanya.
Dr. Seo tidak mau mendapat penghargaan yang bukan hasil jerih payahnya. dr. Han marah dan meninggikan suaranya tapi kali ini dr. Seo tidak mau kalah, dia juga meninggikan tekanan pada suaranya bahwa semua ini karena keberadaan dr. Han yang selalu membelanya, dia tidak mau hal seperti itu lagi.
Dr. Seo berlalu dan dengan marahnya dia membuka bandage di tangannya dan membuang itu dengan kasar ke tempat sampah yang dilaluinya.
Dr. Park memarkir mobilnya, dia menelepon direktur untuk memberi kabar kalau sanatorium bisa menerima 4 orang pasien mereka tapi RS Chaeng Ae merasa kesulitan saat ini. Direktur berjanji akan mencari RS lain yang bisa menampungnya. Direktur menanyakan keadaan Ba Wee, tapi dr. Park baru sampai di lobi RS Kyanghae. Dia akan menginap di RS ini dan akan kembali besoknya, dr. Park mengingatkan direktur untuk tidak lupa makan.
Dr. Park berlari mengejar lift yang terbuka, dia tidak sadar kalau dr. Seo ada di lift itu. dr. Seo sibuk membaca sebuah dokumen. Setelah di dalam, dr. Park meliriknya dan baru deh dia menyadarinya... tapi dia terlihat ragu untuk menyapa pada awalnya karena dr. Seo terlihat acuh dengan sekeliling.
Setelah beberapa saat, barulah dr. Park menyapanya dan saat itu juga dr. Seo menyadari keberadaan dr. Park. dr. Park menanyakan kondisi pergelangan tangan dr. Seo yang dijawab dengan baik baik saja. Suasana kaku dan canggung. Saat menanyakan pasien Yoo Ri pun dr. Seo menjawabnya kalau pasien itu mendapatkan perawatan yang baik dan dikonsulkan ke departemen syaraf. Nada bicaranya datar saja...sangat datar.
Continue ke Episode 2 Part 2...
No comments:
Post a Comment