Tuesday, April 16, 2013

Baby and Me Part 4




Terakhir, dengan langkah penuh marah karena berbagai penolakan Joon Soo memasuki sebuah toko. Saat bertemu pemiliknya dia langsung nyerocos, "Saya seorang siswa SMU dan mempunyai bayi, saya tahu itu tidak mungkin bagi saya untuk bekerja disini kan ?". Dengan sama senga nya pemilik itu berujar, "Nah itu kamu sudah tahu...". Hehe..Joon Soo pun terdiam.


Di tepi jalan malam itu Joon Soo mendekati sebuah van yang menjual makanan dan minuman ringan. Dia mengambil uang dari saku celananya dan ternyata hanya tersisa 2 koin saja. Lama dia berdiri di depan gerai sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk membeli sekotak susu.

Joon Soo minum susu yang dibeli dari sisa uangnya di tepi sungai. Hikhikhik...jadi sedih lihatnya !. Ketika dia meneguknya, dia melihat ke arah Woo Rahm. Dia mencelupkan jarinya di susu dan kemudian meletakkannya ke mulut Woo Rahm. Woo Rahm menjilatnya yang menandakan dia juga lapar. Joon Soo kemudian sedikit bergeser merubah posisinya agar lebih nyaman tapi....sayang...ketika itu pula susunya jatuh dan tumpah. Arrgghh...pity on you honey....

Dalam kesalnya tiba tiba dia ada seseorang terjatuh disampingnya. Seorang paman yang mabuk dan secara tidak sengaja jatuh membelakangi Joon Soo. Joon Soo melihat dompet paman itu menyembul di sakunya. Terlintas pikiran jahatnya. Perlahan tangannya mendekat dan mengambil dompet itu.


Aman..dia bangkit dan beranjak menjauh dari paman tadi tapi.......?? Hufft....kakinya dipegang seseorang !. Rupanya paman itu tersadar dan tahu kalau dompetnya diambil.


Joon Soo lari menjauh dengan terbirit birit sementara paman berusaha mengejarnya sambil berteriak teriak minta dompetnya dikembalikan. Malang untuk paman, dia terjatuh dan merasa kesulitan untuk kembali bangkit sementara Joon Soo sudah berada ditepi jalan merasa di atas angin. Dia kemudian melihat sebuah mobil datang mendekat, Joon Soo melambaikan tangan untuk menyetopnya. Dia pikir itu adalah taksi.

Dengan tergesa dia masuk dan minta supir untuk segera pergi. Tapi ketika melihat ke tempat duduk depan....dia terhenyak ! Dua orang polisi sedang menatap tajam ke arahnya. Kemalangan kali ini milik Joon Soo, dia digelandang ke kantor polisi tanpa ampun.

Ms Cho datang ke kantor polisi dengan tergesa gesa. Tapi pada saat dia menanyakan tentang Joon Soo, polisi malah menyangka kalau dia adalah ibu dari bayi yang bersama Joon Soo. Seorang polisi wanita menghampirinya dengan menggendong Woo Rahm.


Dia mengingatkan Ms Cho untuk tidak menelantarkan bayi dan memberikan ASI karena bagi bayi ASI adalah yang terbaik. Ms Cho kesal dan berusaha menyangkal semua tuduhan itu. Sementara Joon Soo tertidur di pojokan kantor polisi.


Ms Cho akan menerangkan lebih lanjut tapi ujung matanya melihat Joon Soo. Dia berteriak memanggilnya tapi polisi laki laki itu memanggilnya dengan sebutan 'ibu bayi' membuat Ms Cho meradang. Dia berteriak kalau dia bukan ibu dari bayi itu. Polisi perempuan tidak kalah sengit, dia bilang kalau mereka berdua sangat mirip. Ms Cho tidak tahan, dia berteriak sekeras kerasnya sampai polisi wanita itu kabur masuk kembali ke dalam kantor sambil menggendong Woo Rahm.

Akhirnya Joon Soo bisa keluar kantor polisi. Di depan kantor polisi, Ms Cho menumpahkan kekesalannya karena bertambah kenakalan Joon Soo. Joon Soo menerangkan kalau itu adalah salahpaham, dia sudah mengembalikan dompet orang itu, dia merasa tidak punya pilihan. Ms Cho bertambah marah, "Apa kamu sedang menguji kesabaran saya ?". Joon Soo tidak banyak komentar, dia menyuruh gurunya itu untuk pulang dan dia minta maaf atas kejadian yang melibatkannya. Joon Soo mengangguk hormat dan berbalik pergi.


Ms Cho memanggilnya lagi, dia mnegambil dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang kemudian diberikannya pada Joon Soo. Joon Soo tidak komentar apa apa, dia hanya mengangguk hormat dan pergi.

Joon Soo berjalan lunglai, dia menita maaf pada Woo Rahm atas kejadian yang menimpa mereka hari ini. Dia menyadari kalau seharusnya sebagai ayah dia tidak boleh berlaku seperti itu. Mereka kemudian pergi ke sebuah toko untuk membeli susu. Ketika di kasir, Joon Soo meminta diambilkan sebungkus rokok tapi ketika ditanya merk apa sejenak dia berpikir....lalu membatalkannya, dia memilih untuk membeli sekaleng susu lagi. Dalam gendongan Woo Rahm tersenyum.

Mereka kembali ke rumah dengan gembira. "Its milk time", tapi Joon Soo dikejutkan oleh kehadiran kedua orangtuanya yang sudah berdiri mencegatnya. Ayah bertanya tentang keberadaan bayi itu yang dijawab ibu dengan sengitnya. Ibu menuduhnya kalau itu adalah anak ayah.

Joon Soo, "Bayi ini adalah anakku, adaseorang gadis yang pernah berkencan denganku dan sekarang dia meninggalkannya padaku. Aku ingin memberikannya pada orang lain tapi ternyata itu tidak mudah. Bayangkan betapa sedihnya dia kalau dia tahu dia tidak punya orangtua ?. Aku ingin membesarkannya dengan baik...." Joon Soo menangis.


Ayah mendekat dan memeluknya sementara ibu hanya terpekur sambil menghela nafas dan memegang dahinya. Ayah menenangkannya sambil meminta berhenti untuk menangis, "Seorang ayah tidak boleh menangis". Woo Rahm anteng di gendongan dengan perasaan damai.

Di tempat latihan taekwondo, ayah sedang menasehati Joon Soo dan memintanya untuk kembali ke sekolah. Woo Rahm akan mereka jaga. Joon Soo sangat berterima kasih ats pengertian ayahnya tapi...semuanya tidak gratis, ayah mengajaknya untuk bertarung, "Ibumu tidak tahu dimana kita berada saat ini". Heeh.. ?? Joon Soo kaget. Mereka pun bertarung.

Keesokan harinya, Ibu mengantar Joon Soo keluar rumah sambil menggendong Woo Rahm. Rupanya ibu sedang flu dan berkali kali bersin. Joon Soo sangat khawatir Woo Rahm akan tertular tapi ibu meyakinkan kalau dia kan minum obat dan mereka akan baik baik saja.


Ayah dan Joon Soo menghadap kepala sekolah dan Ms Cho. Entah gimana ceritanya Kim Byul juga ada di ruangan kantor itu sedang mengepel kalau tidak mau dikatakan untuk menguping hehe...
Ayah minta maaf atas segala kekacauan yang ditimbulkan anaknya. Kepala Sekolah masih pada pendiriannya, dia mengomel kalau siswa SMU punya bayi adalah hal yang buruk dan lebih buruk lagi karena dia membawanya ke sekolah. Siswa lain akan menirunya.

Ayah kembali minta maaf dan membungkukkan punggungnya, "Tapi seorang guru tidak boleh mengeluarkan seorang murid dalam kondisi apapun. Mereka harus tetap berada di sekolah", suara ayah meninggi menanyakan alasan di skornya Joon Soo. Ms Cho mengangguk angguk tanda setuju atas perkataan Mr. Han. Joon Soo mencoba menenangkan ayahnya. Kepala Sekolah tetap dengan alasannya dan dia sudah melakukannya sesuai dengan kebijakan sekolah.


Byul tiba tiba menyela dan mengingatkan Kepala Sekolah bahwa tidak ada kebijakan tentang hal itu. Mereka berempat serentak melihat ke arah Byul. Mendengar hal tersebut, ayah semakin marah. Dia bangkit dan mengancam akan melaporkannya ke bagian pendidikan.


Kepala Sekolah mencoba melunak dan memintanya untuk berdiskusi tepat pada saat suasana panas itu ponsel ayah berbunyi. Ayah menjawabnya dan...dia kaget !.


Ayah dan Joon Soo berlari menyusuri unit emergency Rumah Sakit. Dengan cemas Joon Soo menanyakan keadaan Woo Rahm. Ibu menjawab kalau hanya flu biasa dan dokter sedang melakukan beberapa test.


Joon Soo marah, dia menyalahkan ibunya yang memaksakan diri merawat Woo Rahm saat ibunya terserang flu. Saking cemasnya Joon Soo sampai mebentak ibunya dan mengatakan kalau terjadi sesuatu pada Woo Rahm maka itu adalah kesalahan dari ibunya. Ayah menampar Joon Soo yang berteriak teriak pada ibunya.


Joon Soo menghampiri ayah yang sedang merokok di atap. Dia minta maaf. Ayah mengingatkan kalau semua oragtua sama, baik muda maupun tua..ketika anak mereka sakit mereka akan merasa sakit lebih, bahkan kalau bisa mereka memilih diri merekalah yang sakit daripada harus melihat anaknya yang sakit. Ayah minta Joon Soo jangan menyakiti ibunya, mereka berdua sudah banyak menyebabkan kesulitan untuk ibunya. Joon Soo mendengarkan dengan baik.

Bermaksud membawakan ibunya baju untuk ganti joon Soo masuk ke kamar orangtuanya. Dia membuka lemari baju dan mengambil beberapa pakaian. Saat membuka laci untuk mengambil blouse, dia menemukan diary bergambar bayi.

Diary milik ibunya yang bercerita tentang dirinya. Joon Soo kecil terkena pneumonia dan ibu teramat sedih. Diary itu juga ada foto foto Joon Soo bayi yang tergeletak sakit, ada curahan hati penuh harapan dan doa ibu akan kesembuhan. Joon Soo menangis. 


Di rumah sakit, Joon Soo minta maaf pada ibunya. Ibu menatapnya dan menanyakan apakah Joon Soo sudah makan atau belum. Joon Soo hanya mengangguk. Ibu meraih tangan Joon Soo dan menggenggamnya. Sementara Woo Rahm berkata, "Ayah, aku sakit...mereka bilang pneumonia" Hikhiks...

Akhirnya Woo Rahm dirawat, mereka bertiga menunggu di luar ruangan dengan cemas sementara Woo Rahm hanya bisa menangis dengan kerasnya.

Gi Seok memanggil Joon Soo untuk bertemu. Dia mengemukakan permintaan maafnya pada Joon Soo. Wajah Gi Seok begitu sendu padahal Joon Soo seperti biasa berusaha untuk ceria meski sedang galau karena Woo Rahmnya sakit.


Flashback : Saat Gi Seok pulang ke rumah, dia menemukan bayi dengan sebuah notes di depan pintunya. Pesan itu mengatakan kalau ibu bayi itu tidak bisa mngurusnya, dia sengaja datang dari Amerika dan akan segera kembali kesan maka dia berikan bayi itu pada Gi Seok. Gi Seok. Dia yang meletakkannya di keranjang belanjaan Joon Soo.


Joon Soo marah dan dia memukuli Gi Seok yang pasrah dengan segala kemarahan teman baiknya. Dia terkapar sementara Joon Soo berteriak teriak kesal.


Setelah tenang Gi Seok berkata kalau dia juga ingin hidup seperti Joon Soo yang berlimpah uang dan mampu melakukan apapun semaunya. Tapi kondisi dia membuat dia harus menyerah pada semuanya termasuk dia harus menyerah untuk mengurus anaknya sendiri. Joon Soo tidak mau berdebat lebih lanjut, dia hanya minta Gi Seok untuk merawat Woo Rahm sebagaimana mestinya, itu harapan terakhirnya sebagai teman. Joon Soo pergi.


Joon Soo kembali ke rumah sakit dan melihat Woo Rahm yang sedang tidur pulas. Dia memandanginya dengan seksama, ketika ibu menegurnya dia mengajak ibunya pergi. Dia memberitahu ibunya kalau ayah Woo Rahm yang asli sudah ditemukan.

Hari baru di keluarga Han dimulai dengan loper koran yang seperti biasa selalu melemparkan korannya dan jatuh diatap gerbang sehingga dia harus melemparkan yang baru melalui jalan bawah. Heeuuhhh...
Joon Soo terbangun dan merasa ada Woo Rahm disisinya. Tapi dia tersadar ketika ibu memanggilnya. Nobody around him....


Ayah sedang minum kopi ketika Joon Soo pamitan berangkat ke sekolah. Ibu menyapanya dan memintanya untuk sarapan tapi Joon Soo menolaknya. Dia mengatakan dia baik baik saja. Joon Soo melangkah gontai. Ayah dan Ibu menatapnya dengan sedih. Mereka bisa merasakan perasaan Joon Soo saat ini, disaat dia sudah berusaha yang terbaik sebagai seorang ayah ternyata anak itu bukanlah anaknya.

Di sekolah, dengan semangat 45 dan PD yang luber, sang Juara bergegas melihat papan pengumuman. Tapi dia hanya bisa gigit jari ketika membaca yang tertera di papan itu. Dia segera berlalu sambil menutup muka dengan sebelah tangannya. Teman temannya meledeknya dengan mengatakan untuk semangat !. Tenyata di papan itu urutan pertamanya adalah Kim Byul dengan skor 100. Wooww..


Byul yang datang belakangan hanya tersenyum mendengar pujian dari teman Joon Soo. Tak lama Joon Soo pun hadir di belakangnya. Dia tersenyum melihat papan pengumuman itu. Joon Soo kemudian mengusap kepala Byul dan berlalu. Byul yang merasa ada orang yang menyentuh kepalanya celingukan dan dia tersenyum ketilka melihat Joon Soo melambaikan tangannya dari kejauhan.






No comments:

Post a Comment