Saturday, April 13, 2013

Baby and Me Part 2


Ayah dan Ibu Joon Soo ternyata kaburnya ke sauna. Lucu juga kok orangtua yang malah kabur dari rumah yaa...wkwkwk...Ibu komplain, : "Mengapa kita tidak tinggal saja di rumah yang di desa, kenapa kita harus menginap di sauna seperti ini ?".

Ayah : "Tidakkah kau berpikir kalau dia kan mengeceknya ke sana ? Lagipula aku tidak bisa tidur memikirkan dia".
Ibu : "Terus ini ide siapa untuk kabur dari rumah ?".
Ayah : "Aku ingin tahu apa dia bisa makan dengan benar..owhh..anakku !".
Ayah tertawa sambil matanya terus saja membaca komik yang dipegangnya sementara ibu termenung sambil mikir. 


Di rumah, Joon Soo tidur dengan Woo Rahm di box bayi disampingnya, dia terganggu dengan suara tangisan Woo Rahm yang tiada henti. Dia duduk dan berfikir.......


Dengan mengendap endap dia membawa Woo Rahm ke tempat sampah. Sebelum meletakkan bayi itu disana dia mengucapkan maaf dan selamat tinggal. 


Woo Rahm protes karena dia tidak mau diletakkan disana, di semen yang dingin karena akan menyebabkan stroke wkwkwkwk...( baby yabg pinter ) tapi tentu saja Joon Soo tidak mendengar protesnya itu hehe...dengan celingukan dia menyimpan Woo Rahm.


Tapi..."Hey tuan yang bertopi..pembuangan sampah regular adalah selasa kamis dan sabtu, kalau kamu membuangnya di hari lain maka kamu akan kena denda".


Joon Soo kaget dan spontan melihat ke atas yang ternyata tepat diatasnya adalah CCTV. Dia pun ngeles kalau dia tidak bermaksud membuang sampah karena ini adalah bayi, :Mana mungkin aku akan membunagnya, aku hanya mengecek mungkin ada barang yang bisa aku gunakan di tempat sampah ini", ujarnya sambil tertawa dan mengambil penggorengan yang ada disana. Dia berpamitan pada CCTV itu dan pelan pelan melangkah mundur. 


Dan brakkk...dia bertabrakan dengan seseorang yang juga sedang sama sama melangkah mundur. Seorang paman yang juga menggendong bayi seperti dirinya. Dan heii..lihat Woo Rahm tersenyum dengan manisnya di gendongan Joon Soo.


Mereka berdua akhirnya duduk di warung pinggir jalan dekat situ. Paman menceritakan keadaan dirinya yang dia sendiri menganggapnya gila karena punya bayi di usai dia yang sudah cukup lanjut apalagi kejadian itu adalah karena dia tidak mampu membeli kondom ( whaaatt...??? ), orang orang pasti tidak akan mempercayainya dan akan mentertawakannya. Dia merasa seharusnya dirinya bunuh diri saja.


"Aku berpikir untuk memberikan bayi ini ke panti asuhan sampai akhirnya bertemu kamu hari ini, kamu telah mengubah pikiranku. Paling tidak kamu masih muda, kenapa kamu tidak membesarkan bayi itu. Jangan menyerah..jangan pernah menyerah !!". Joon Soo hanya diam sambil sesekali melihat ke arah paman itu. Akhirnya dia menganggukkan kepalanya.


Seorang paman lain yang juga menggendong bayi melintas di hadapan mereka, paman frustasi itu memanggilnya dan mengajaknya bergabung tapi ternyata paman ini adalah orang yang bener hehe...


Paman ini akhirnya menjelaskan kalau dia bukanlah orang seperti mereka yang akan menitipkan anaknya ke panti asuhan, dia mengingatkan tugas orangtua pada anaknya. Dia pun memberikan kartu namanya dan mengundang mereka sesekali untuk mampir.


Esok paginya, tukang koran berteriak teriak sambil melemparkan korannya ke rumah Joon Soo tapi ternyata nyangkut dan jatuh kembali dari atap gerbang...mau ga mau dia mengambilnya dan akhirnya melemparkannya lewat bawah. Sementara tuan rumah sedang sibuk memberikan susu pada bayi tercintanya. Tapi Woo Rahm meronta ronta, dia tidak mau susu formula, dia hanya mau air susu ibu.


Telepon berdering..dari Ms Cho ! Dia marah karena Joon Soo mematikan ponselnya. Joon Soo mengatakan kalau dia tidak akan datang ke sekolah hari ini, Ms Cho tambah marah mendengarnya. Joon Soo mengatakan kalau dia ada di Gyeongpodae, pantai selatan untuk mengunjungi temannya. Ms Cho : "Gyeongpodae ada di pantai timur bukan selatan, pokoknya datang sekarang !".


Joon Soo tetap menolak untuk datang tapi Ms Cho mengancam kalau dia tidak datang saat ini maka dia akan benar benar dikeluarkan dari sekolah. "Berlari kemari dalam 3 detik", Perintah Ms Cho. Joon Soo tambah stress, dia mengomel pada Woo Rahm.


Kembali mengendap endap, Joon Soo membawa Woo Rahm ke sekolah. Menuju lokernya dan mencoba memasukkannya ke loker tapi tentu saja tidak muat. Di saat yang bersamaan, telepon dari Ms Cho yang menyatakan untuk bergegas. 


Dia tidak sadar kalau ada gurunya yang lain berdiri dekat loker itu dan memperhatikannya. Ketika berbalik, dia terkejut melihatnya..dia mencoba tersenyum. Guru itu pun tersenyum penuh arti.


Akhirnya Woo Rahm ikut menghadap Ms Cho yang duduk dengan memegang sapu. Joon Soo meminta maaf tapi matanya menatap arah lain. Dia tidak berani menatap langsung pada wali kelasnya itu.
Ms Cho : "Jadi bayi itu adalah bayimu ?". Joon Soo, : "Ya". Lihat.. Woo Rahm tersenyum manis lagi, dia merasa senang dengan pengakuan ayah mudanya.


Ms Cho tambah meradang sampai berdiri dan berteriak, "Apa kamu gila ? Ok..anggap itu benar adalah bayimu tapi kenapa kamu harus bawa dia ke sekolah, dimana orangtuamu ?".
Joon Soo, : "Mereka kabur dari rumah". Ms Cho tambah kaget...


Woo Rahm dibawa ke kelas dan tentu saja Kim Byul lah orang yang pertama antusias. Tapi ternyata teman teman sekelas Joon So pada senang melihatnya. Mereka bahkan menggodanya dan memberikan boneka dan mainan mainan lainnya. 


Kerumunan berubah ketika tercium bau yang tidak sedap. Kim Byul memeriksanya yang diprotes oleh Woo Rahm, dia merasa tidak nyaman seorang wanita memeriksa daerah terlarangnya hehee.....
"Dia pup", ujar Byul. Spontan semua menyingkir dan menutup hidungnya. Byul mengganti pampersnya sementara si Juara kelas (lupa lagi namanya) protes karena ada bayi di kelas itu. 


Joon Soo yang ditegur beranjak berdiri sambil memegangi diaper kotor menghampirinya. Dengan sengaja dia mengotori buku sang juara dengan pup Woo Rahm, "Apa pup mu baunya seperti parfum ?". ujarnya sambil melangkah pergi. 


Si Juara makin marah dan berteriak tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Joon Soo melemparkan buku miliknya sebagai ganti buku yang dia kotori dengan pup Woo Rahm tadi. Juara hanya bisa menangis.


ke kantor guru, sejumlah guru setuju untuk meminta Joon Soo secara sukarela untuk mngundurkan diri dari sekolahnya sebelum semuanya akan memberi dampak buruk bagi siswa lainnya. Tapi Ms Cho membelanya kalau siswa juga hanya manusia. Joon Soo sudah menerima bayi itu sebagai anaknya dan bertanggungjawab sebagai ayahnya, kenapa kita sebagai gurunya harus tambah untuk mempermalukannya ?.


Guru lain protes, bukankah selama ini Joon Soo adalah pembuat onar dan meresahkan tidak hanya wali kelas saja tapi semua sekolah. Kalau orangtua murid mengetahui semua ini dapat dipastikan kalau mereka akan di demo. Beberapa guru setuju dengan pemikiran itu dan mereka menginginkan untuk mengikuti peraturan sekolah.


"Ya, kalian harus mengikuti kebijakan sekolah tapi tidak ada kebijakan yang sesuai. Seperti yang kalian bilang harus sesuai dengan kebijakan sekolah dimana dilarang untuk mewarnai rambut, memakai aksesoris, memakai rok mini. Lihat..tidak ada kebijakan yang mengatakan tidak boleh ada bayi disini !", Kim Byul tiba tiba hadir diantara mereka. Para guru kaget dengan kehadirannya. 


Ms Cho menanyakan keperluan Byul yang dengan santainya dia bilang kalau dia tidak punya foto Ms Cho untuk dipajang di Facebook. Dia langsung mengarahkan kamera ponselnya ke arah Ms Cho yang otomatis bergaya tapi sejenak kemudian dia segera menyuruh Byul pergi. 


Byul pergi tapi baru bebrapa langkah dia kembali berbalik, "Tapi para guru, itu benar kalau tidak ada kebijakan yang melarang bayi ada di sekolah". Kepala Sekolah akhirnya memutuskan untuk melihat kembali kebijakan itu. Ms Cho tersenyum mendengarnya.


Di Rumah Sakit, Gi Seok meminta keringan pada dokter untuk memberinya waktu 1 minggu saja karena kalau di bawa ke rumah maka ibunya akan meninggal. Dokter mengatakan tidak bisa membantu lagi, semuanya sudah menjadi sulit. Gi Seok memelas tapi dokter itu tetap dengan jawabannya. Dari jauh Joon Soo melihat kejadian itu.


Malam harinya mereka kemudian bicara, Joon Soo menyesalkan kenapa Gi Seok tidak bicara kepadanya. Gi Seok beralasan kalau dia tidak bisa terus merepotkannya apalagi kondisi Joon Soo sekarang yang ditinggal lari orangtuanya dan mempunyai anak. Joon Soo mengambil amplop dan memberikannya pada Gi Seok, "Kalau kamu sudah banyak uang, belikan aku sepeda motor baru". ( So sweeettt...). 


Joon Soo dan Woo Rahm pamitan meninggalkan Gi Seok yang termenung sambil menatap amplop uang ditangannya. 

Di Subway Joon Soo ketiduran dengan Woo Rahm ditidurkan disampingnya. Dia hampir melewatkan pemberhentiannya. Ketika ingat dia buru buru beranjak dan melompat keluar dari trem. 


Saat dia mengusap dadanya..dia teringat Woo Rahm tapi...kereta sudah perlahan berangkat. Dia berlari mengejarnya dan berteriak teriak untuk menghentikannya tapi kemudian dia ingat sesuatu. "Bukankan ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan agar aku kehilangan bayi itu". Yaah..dia pun mengucapkan selamat tinggal dan dadagg.....


Woo Rahm pulas tertidur di kereta sementara Joon Soo dengan senang berlari pulang. Tiba di rumah yang ampun deh berantakannya..dia duduk tapi sekelilingnya dipenuhi barang barang Woo rahm. 


Dia mencoba tidak mempedulikannya. Dia tiduran tapi lagi lagi dia teringat Woo Rahm, memandang semua mainan, baju, susu dan pernak pernik milik Woo Rahm. dia gelisah.....sampai akhirnya dia memutuskan......


Dia lari ke kantor polisi dan membuat laporan kehilangan. Joon Soo pura pura menangis. Polisi itu kemudian bilang kalau dia sudah tertangkap kamera jadi mereka tahu kejadian itu. Dia memanggil seseorang untuk membawa bayi yang ditemukan itu keluar. 


Joon Soo berlari memeluk Woo Rahm, dia mengucapkan terima kasih banyak. Polisi itu meracau.. Joon Soo tersinggung dengan ucapan polisi itu. Dia membela diri kalau dia tidak sengaja membuat bayi itu harus ada di dunia ini. 


Seseorang lari memasuki kantor polisi tapi ketika hendak menanyakan sesuatu dia melihat Joon Soo. Ternyata dia Ms Cho, dia kaget melihat Joon Soo ada disana begitupun sebaliknya. Polisi itu heran dan berkata, "Ini adalah ibu dari bayi ini ?". Polisi itu menyindir, Ms Cho hanya bisa mendesis sementara Joon Soo tidak memperdulikannya, dia minta tas dan barang miliknya yang tertinggal bersama bayi.


Dia menyusuri jalanan, berbicara pada Woo Rahm dan meminta maaf. Dia tidak bermaksud untuk menelantarkannya.


Sampai di rumah dia dengan lahapnya makan sementara Byul ada untuk memberi susu tapi Woo Rahm menolaknya. Dia ingin ASI. Byul sepertinya mengerti keinginan Woo Rahm dan dia minta Joon Soo untuk mencarikan ASI untuk Woo Rahm. 


Byul marah bagaimana bisa Joon Soo makan dengan lahap ketika anaknya kelaparan. Joon Soo menatap nanar ke arah payudara Byul. Byul salah tingkah dan cepat menutupi daerah tersebut sambil mendelik.


Joon Soo pergi ke Rumah Sakit dan dengan memelas dia minta alamat orang orang yang abru melahirkan. Anaknya perlu ASI sementara ibunya meninggal saat melahirkan. Anaknya tidak mau susu formula sehingga dia akan minta tolong orang orang itu untuk memberinya ASI. Woo Rahm memberi semangat ayahnya dan memuji akting asang ayah. Dia berhasil membujuk resepsionis itu untuk memberi banyak alamat ibu ibu nifas.


Joon Soo maraton menemui satu persatu alamat yang diberikan. Kim Byul menunggunya di atap seberang flat. Woo Rahm kekenyangan sampai dia menangis dan menolak untuk minum ASI lagi apalagi ketika yang dituju adalah wanita yang kurang seksi. ( Bayi ngeres neeh...)


Mereka pulang dnegan botol botol yang penuh untuk persediaan beberapa hari Woo Rahm. Byul merapikannya sementara Joon Soo masih memberikan susu pada Woo Rahm. Meski lelah tapi dia terlihat bahagia bisa memenuhi keinginan anaknya.


Sejenak matanya melihat kartu nama yang diberikan seorang paman pada malam itu. Disana tertulis "Internet Baby Care Group, Single Daddy Club".

Di Club itu, paman sedang memperkenalkan anggota baru dan pertemuan hari ini adalah kehormatan karena ada pembicara dari Korean Baby Associate. Saat itu Joon Soo mengetuk pintu dan disambut hangat oleh Paman, dia dipersilahkan duduk di bangku yang tersedia. Joon Soo pun masuk dan mengikuti kelas itu.




No comments:

Post a Comment