Saturday, October 27, 2012

Sinopsis l do l do Episode 3

Pengumuman pemenang kontes dilaksanakan. Tae Kang pun maju ke panggung, dan Ji An mewakili perusahaan menberikan hadiah itu untuknya. Ada gambar tak rela jelas di wajah Ji An saat memberikan pelakat itu, alhasil sempat terjadi tarik menarik antara keduanya. Mereka baru berhenti ketika juru foto meminta mereka untuk berpose dan mereka mencoba untuk tersenyum. Senyum yang sangat dipaksakan.


Saat acara makan makan, Ji An menghampiri Tae Kang yang sedang sibuk menumpuk makanan di piringnya. Ji An tidak percaya kalau sepatu itu murni hasil Tae Kang mengingat background Tae Kang yang dia ketahui. Tae Kang balik menyindirnya tapi Ji An tak peduli. Dia meyakinkan Tae Kang kalau hadiah uang 30 juta itu akan segera kembali menjadi milik perusahaan.

Tae Kang mencoba tenang dan minta Ji An untuk santai dan jangan mulai berdebat lagi karena mereka akan segera bertemu lagi dan..sering !. Awalnya Ji An tidak ngeh tapi sesaat setelah menyadarinya dia kaget. Yaah..Tae Kang akan mengambil kesempatan interview untuk menjadi karyawan perusahaan itu yang merupakan salah satu hadiah dari pemenang kontes tadi. Tae Kang tak perlu memasukkan lamaran lagi, jalan pintas yang baik.

Ji An marah, dia mengajak Tae Kang bicara di kantornya tapi Tae Kang menolaknya. Tak kehabisan akal, Ji An menumpahkan air di baju Tae Kang hingga mau tak mau Tae Kang nurut diseret ke kantor Ji An. Dengan berbagai cara Ji An memaksa Tae Kang untuk tidak ikut wawancara, bahkan dengan ancaman pula !. Tae Kang bergeming, "Apa karena malam itu sehingga kau begitu kalangkabut seperti ini ?". Ji An terdiam.

Tapi alhasil dia kena jitak dari Ji An. Saat Ji An mau memukulnya..tangannya di tahan Tae Kang. "Mari kita jujur satu sama lain, sebentar saja...apa malam itu tak berarti apapun untukmu ?", Tae Kang bertanya. Keduanya saling menatap tajam..tapi tak lama Tae Kang menjerit ! Ternyata Ji An menendangnya tepat di daerah selangkangan. "Itu jawabanku, tidak! malam itu samasekali tidak berarti apapun..."


Ji An kembali ke arena pesta seolah olah tidak  ada apa apa, tapi sedetik kemudian, "Noona..". Sebuah panggilan menghentikannya. Tae Kang menyusulnya dengan tertatih tatih menahan sakit, wajahnya memelas seakan mempertontonkan kalau dia telah dianiaya. "Kenapa kau meninggalkanku seperti ini, apa aku begitu memalukan untukmu...apa ini akhir dari hubungan kita?" Dooorrr...kena lagi Ji An !.

Parahnya lagi Tae Kang bicara seperti itu sambil menghampiri Ji An dan memberikan sesuatu ke tangannya, sebuah kancing blouse. Yaa..kancing baju Ji An hilang satu..sukses deh Tae Kang mempermalukan Ji An. Ji an jadi pusat perhatian para tamu. Tae Kang berbalik meninggalkan ruangan dan tersenyum penuh kemenangan.


Nari bersama pamannya yang sekarang menjabat sebagai Presdir mengunjungi pameran lukisan yang diadakan madam Jang yang notebene adalah ibu tirinya. Madam Jang terlihat ramah tapi tampak sekali kalau matanya menunjukkan permusuhan.


Dia menyatakan kalau pengangkatan Nari sebagai Presdir terlalu cepat karena Nari belum mengenal situasi dan kondisi perusahaan. Terang terangan dia lebih mendukung Hwang Ji An yang bagi dia lebih kompeten. Nari marah dan kesal terhadap ide ibu tirinya, tapi tiba tiba terlintas sebuah ide ketika dia membaca profil Tae Kang. dia tersenyum.


Hari interview karyawan baru tiba. Tae Kang yang tadinya sangat semangat dan optimis berubah menjadi sangat pesimis ketika melihat Ji An berada di deretan para pewawancara. Dia diberi banyak pertanyaan yang menyudutkannya. Tae Kang tersudut, beberapa kali dia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri.


Tapi ternyata keberuntungan masih berpihak pada Tae Kang, dia akhirnya lolos karena Nari ngotot memilihnya bahkan ketika Ji An ngotot menyatakan ketidaklayakan Tae Kang. Nari menyatakan bukankah Ji An yang memilih Tae Kang jadi pemeneng kontes ?. Ji An meminta Presdir mendukungnya tapi sayang..kali ini Presdir menyetujui pilihan Nari. Welcome to the real battle....hehe....

Nari mengajak Ji An untuk minum teh di sebuah tempat. Ji An merasa sedang dimanfaatkan Nari apalagi ketika Nari menyinggung tentang voucher spa yang diberikannya dan Ji An telah menggunakannya. Nari berjanji akan mengajaknya lain kali. Karena tidak mau jadi hutang budi, Ji An mengembalikan uang voucher dan segera membayar kopi itu. Dia memilih pergi sebelum terlibat lebih jauh.


Dalam percakapan mereka, Nari menegaskan kalau pemilihan Presdir mutlak berada di tangan Presdir yang sekarang, yaitu pamannya. Sementara ibu tirinya tidak akan bisa memaksakan kehendaknya, jadi dia minta Ji An untuk tidak berharap banyak, karena meski Madam Jang dipihak Ji An tapi itu tidak akan cukup untuk menjadikan Ji An Presdir. Jadi Nari meminta Ji An berada dipihaknya karena pasti akan lebih menguntungkan karena banyaknya dukungan. Ji An mengatakan kalau dia tidak akan berpihak pada siapapun dan dia juga tak berminat dengan posisi itu. Dia bangkit dan pergi.


Di restoran, Tae Kang, ayah dan Choong Baek merayakan kemenangan Tae Kang. Choong Baek mengatakan kali ini Tae Kang bruntung bisa menang padahal sepatu itu bukan hasil karyanya. Ayah menatapnya, untunglah Choong Baek tidak meneruskan perkataannya. Mereka bersulang untuk babak baru dalam kehidupan Tae Kang.
 

Dalam keadaan mabuk tak sengaja mereka berjalan menuju rumah mereka yang telah Tae Kang jual. Tae Kang merasa sedih tapi dia berjanji satu hal pada ayahnya. "Aku akan mengumpulkan uang yang banyak, aku akan membeli kembali rumah kita". "Ya..ayah percaya padamu, meski seluruh dunia meragukanmu tapi ayah selalu percaya padamu..", jawab ayahnya dalam mabuk.


Esok harinya, Tae Kang kesiangan ! Buru buru dia bersiap siap, ayah telah menyiapkan sarapan sejenis sereal dan berniat menyuapinya tapi ditolak Tae Kang. Dia telah terlambat. Ayah mengerti, dia mencoba memakluminya dan tidak menunjukkan kemarahan malah dia mengantarkan kepergian Tae Kang sampai depan sauna.

Unlucky..dia harus se lift sama Ji An...Mereka canggung satu sma lain dan mencoba untuk tidak saling mengenal apalagi ada staff lain dalam lift itu. Tapi.... segera saja setelah mereka masuk kantor gosip pun beredar.


Gosip tentang hubungan mereka. Sebagian mengatakan kalau mereka adalah pasangan kekasih tapi sebagian orang menyatakan kalau Tae Kang hanyalah boneka Ji An. Waahh...senjata makan tuan nih !. Hari pertama masuk kerja dengan gosip yang tidak mengenakkan menyebabkan Tae Kang gugp bukan kepalang. Saat rapat, dia malah duduk di kursi Ji An. Ji An mengusirnya dan meminta dia menyiapkan air di ruangan Tangbi. tae Kang bangkit dan pergi tapi sesaat berbalik dan bertanya, "dimanakah ruangan itu ?" wkwwkwk....


Ayah meneleponnya. Dia ingin memastikan anaknya baik baik saja. Tae Kang bertanya banyak pada ayahnya tentang seluk beluk persepatuan dan istilah istilah dalam sepatu yang dia tidak mengerti.


Salah satu sunbaenya masuk ruangan dan langsung nyinyir...Dia mengatakan Tae Kang punya backing yang bagus, Hwang Ji An. Pada hari pertama kerja dia sudah berani teleponan dengan santainya padahal kerjaan numpuk, dia juga terlalu ga tahu diri, tidak kompeten dllllll.....Tae Kang mengelak, dia tidak dalam hubungan seperti yang mereka kira.


Saat pulang, lagi lagi Tae Kang harus ketemu Ji An di...lift ! Ji An menanyakan pekerjaan Tae Kang hari ini dengan sinis. Dia tahu Tae Kang bekerja tidak baik hari ini dan butuh waktu yang lama hanya untuk pekerjaan yang mudah. 


Tae Kang,"aku tidak ingin memperlihatkan bakatku dalam satu hari". Tae Kang minta Ji An tidak menjegalnya. "Untuk membunuh lalat, kenapa aku harus mengotori tanganku", Ji An menjelaskan. Artinya waktu yang akan membuktikan kemampuan Tae Kang, dia tidak akan melakukan hal kotor seperti itu.

Tiba tiba Ji An memegang perutnya dan mengeluh kesakitan. Tae Kang mengejeknya mungkin Ji An punya wasir atau malah sedang sembelit. Ji An terus meringis membuat Tae Kang akhirnya khawatir. Dia bermaksud menolongnya tapi Ji An menolak disentuh Tae Kang.

Belum kesal hilangnya pada Tae Kang, tiba tiba ada telepon dari wedding organizer. Ji An kaget karena merasa tidak pernah menghubungi mereka. Dia pun akhirnya tahu kalau itu adalah perbuatan Eun Sung. Dia menelepon Eun Sung. Pak dokter tersenyum melihat Ji An meneleponnya. dia mengangkatnya tapi sejurus kemudian dia menutupnya. Dia kegirangan.

Merasa tidak bisa menghubungi Eun Sung, Ji An pun mendatangi rumah sakit. Eun sung menunggunya di tepi jalan rumah sakit, masih menggunakan pakaian prakteknya *biar keliatan tetep keren kali yaa*. "Apa kau psyco?". "Orangtuamu mendatangiku", alasan Eun Sung. Dia mencoba menghubungi Ji An saat itu tapi Ji an tak menjawabnya. Ji An kaget, dia minta maaf dan akan menyelesaikan urusannya dengan orangtuanya. Eun Sung kelihatan sekali kalau dia keberatan dengan hal itu. Dia jelas tidak mau orangtua Ji An tahu kalau anaknya menolak pernikahan itu.


Di kantor ada pesta, Tae Kang tidak mendapatkan teman..dia kemudian menyelinap pergi tapi tak sengaja dia malah menguping pembicaraan telepon Nari dnegan ayahnya yang tidak bisa makan malam dengan Nari minggu depan. Nari sedih dan kecewa.


Tidak mau rencananya gagal, Eun Sung memaksa ikut Ji An untuk menemui orangtuanya. Kenyataannya..mereka disambut hangat orangtua Ji An. Mereka senang sekali melihat anak dan calon mantunya terlihat akrab. Eun Sung dan ayah saling memuji satu sama lain. Ji An jadi tak tega mengatakan hal yang sesungguhnya.

Di sudut matanya ada airmata tergenang, dia terenyuh melihat betapa bahagianya sang ayah dengan Eun Sung. Ibu berkata, ini adalah saat yang paling membahagiakan dirinya, melihat senyum ayah. Ji An tambah terharu. Antara sedih bercampur bingung.


Saat ibunya pergi, Ji An menghampiri Eun Sung dan bertanya,"Bagaimana kau bisa dengan mudahnya membuat orang lain tertawa ?". Ji An ingat dia duluuuu sekali pernah membuat ayahnya tertawa, tapi itu sudah sangat lama. Sekarang dia tak tahu lagi caranya.


Dulu ia tak sengaja menjatuhkan tinta lukisan yang merusak lukisan sang ayah tapi ayahnya tidak marah malah bercanda dengan mencelupkan tangannya ke kaleng tinta dan mengejar Ji An, mereka berlari berkejaran sambil tertawa bahagia.


Teringat masa lalunya, tak sengaja jari Ji An terluka kena pisau. Eun Sung mengobatinya sambil minta maaf. Dia minta maaf karena mempersulit posisi Ji An.

Kembali ke pesta kantor, seorang Sunbae menasihati Tae Kang dan memberikan tips untuk bisa menjilat sang wakil presiden. Tae Kang membagikan ilmu itu pada Nari, dia tidak tahu kalau itu adalah orang yang dimaksudnya. Hahaha....


Bermaksud menghibur Nari, Tae Kang pun memaksa Nari naik panggung. Dia mengajaknya menari dengan alasan agar bisa berbaur dengan karyawan lain. Dance Roly Poly nya T~ara yang dipilih Tae Kang. Tepuk tangan yang gemuruh tadi berangsur menurun ketika menyadari sang wakil presiden ada dipanggung.


Seseorang memanggilnya dan membuat Tae Kang terhenyak. "Wakil Presiden Yeom!". Whattt....
Tae Kang pun minta maaf atas kelakuannya, dia malu dan kembali salah tingkah.

Ji An mengantarkan Eun Sung pulang. Ibu memberinya oleh oleh untuk Eun Sung. Sesampainya di tempat tinggal Eun Sung, dia menawarkan Ji An untuk masuk dulu dan membantunya membawakan oleh oleh dari ibu. Ji An menolak, jarinya sakit. Tapi dia kemudian,"kau boleh sesekali telepon aku". Dia pun tidak keberatan lagi kalau mereka pura pura berkencan tapi...ini hanya kesepakatan, ujarnya. Sepertinya Ji An mulai  membuka hatinya untuk Eun Sung karena melihat Eun Sung bisa membuat ayahnya tertawa. Eun Sung setuju dan,,,,,dia mengecup pipi Ji An. Aww aww awww.....


bersambung....




No comments:

Post a Comment