Saturday, October 27, 2012

Sinopsis l do l do Episode 2

Dalam kegelapan malam, di sudut jalanan..Ji An dan Tae Kang mengenali satu sama lain. Akhirnya semua berakhir di kantor polisi karena ternyata Tae Kang ga bisa lari. Dia payah hehe....Ji An menuduh Tae Kang penjual barang palsu dan menuntutnya. Dia minta Tae Kang bicara siapa yang membuatnya tapi Tae Kang bungkam. Dia tidak mungkin memberitahukan siapa pembuat sepatu tersebut. Dia menyangkal semua tuduhan dan menyatakan kalau dirinya tidak bersalah. 


Ketika Ji An memojokkannya dengan pertanyaan kenapa dia harus lari kalau merasa tidak bersalah ?. Tae Kang, "Seorang wanita yang tersesat mengejarku, bagaimana kau tidak berpikir untuk lari ?". Hmm..
Tapi setelah berliku liku akhirnya dia mengakui kalau pembuat sepatu itu adalah dirinya. Dia tidak sanggup mengatakan kalau semua itu adalah ulah ayahnya.

Ayah khawatir, dia telepon berulangkali tapi tidak ada respon. ayah merasa kalau Tae Kang telah tertangkap. Choong Baek mencoba menghiburnya, bagaimanapun Tae Kang ahli dalam melarikan diri, begitu katanya. dia ga tau kawannya itu sudah mendekan di kantor polisi.

Ji An minta waktu untuk bicara empat mata. Kemudian dia mencoba meminta Tae Kang untuk memberi tahu siapa pembuatnya. Tae Kang tetap ngeles, "Apa susahnya membuat sepatu hak tinggi seperti itu", ungkapnya. Ji An tidak setuju, baginya untuk membuat sepatu seperti itu perlu pengalaman pulihan tahun, tidak bisa dilakukan oleh orang amatiran seperti Tae Kang apalagi melihat tangan halus Tae Kang. Seorang pembuat sepatu pasti mempunyai tangan kasar.  Ji An menghela nafas panjang,"dasar pembohong!"


Ji An masih mencoba membujuknya. Dia kemudian mengingatkan Tae Kang tentang ayahnya. Tapi justru karena ayahnya disebut itulah Tae Kang malah balik marah dan berkata "Berhenti mengurusi urusan orang lain, uruslah dirimu sendiri". Tae Kang kemudian menyindir bahwa sekarang dia dapat mengerti perasaan orangtua Ji An yang terluka karena mempunyai seorang putri yang dingin dan tanpa perasaan seperti dirinya.


Ji An berkaca kaca mendengar semua perkataan itu. "Kau..benar benar sampah !", ujarnya. Tae Kang setuju dengan kata itu, dia memang sampah ! Dia harus membuang harga dirinya demi menafkahi hidupnya,  dia tidak berpendidikan dan tidak punya keterampilan khusus,tapi.."bagaimana dengan kamu ?", Tae Kang tak kalah sengitnya. Tae Kang pun masuk penjara.


Mata ayah terbelalak...kekhawatirannya terbukti. Ada berita penangkapan Tae Kang dan ayah mengenali pakaian yang dikenakan anaknya. Tak ingin masa depan anaknya hancur, ayah datang untuk menyerahkan diri. Awalnya Tae Kang senang karena dia keluar dari sel tapi kemudian dia terkejut karena melihat ayahnya ada di kantor polisi dalam keadaan tangannya diborgol. 


Tae Kang sedih, ayahnya menyuruh pulang. Dan yang paling menyedihkan adalah...sang ayah telah menyiapkan makan malam disertai notes agar ia makan dengan baik. Tae Kang menangis, dia teringat percakapan dengan ayahnya saat mereka melarikan diri dari razia.
Tae Kang : "Ayah..bagaimana kalau suatu saat salah satu dari kita tertangkap, apa yang akan kita lakukan ?"
Ayah : "Apa maksudmu ? Yang beruntunglah yang akan tinggal di penjara .."
Owh..sad scene !


Di bandara Incheon, Yeom Na Ri baru tiba. Sudah 15 tahun dia tidak kembali ke Korea, dia meraih gelar MBAnya di Amerika. Dia merupakan putri seorang presiden pemilik perusahaan sepatu. Dia meminta langsung diantar ke kantor. Gosip pun beredar dengan cepat kalau dia adalah putri dari wanita simpanan presiden karena dia masuk kantor dengan jabatan langsung tinggi, wakil presiden. Good...!!


Na Ri pertama kali datang sudah menjadi masalah. Dia minta ruangan kantor yang dia suka. Kebetulan kantor itu adalah kantor yang di diami Ji An sebagai Direktur Perancangan. Owh..perang dimulai.


Ji An merasa kesal dan tidak ingin menyambut Na Ri yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Nari menatap Ji An dengan polos *pura pura polos* sikapnya terlihat ramah. Mereka pun berjabatan tangan seperti seorang rekan tapi terlihat bahwa semuanya tidak sepolos itu. Ada semacam perasaan saling menantang diantara keduanya.


Ji An akan meninggalkan ruangan itu ketika tiba tiba Nari melihar brosur tentang pencegahan menopouse di mejanya. Nari kemudian menyindirnya bahwa "Ji An tidak hanya cepat dalam bekerja tapi ternyata juga cepat...tua".


Ji An masih marah ketika ibunya telepon dan menanyakan tentang kemajuan kencan butanya dengan Eun Sung. Dokter mengatakan pada ibunya kalau Ji An menyukainya. Ibu sangat senang. Ji An shock. Dia buru buru telepon Eun Sung dan mengklarifikasi pernyataan itu. Melalui perdebatan yang cukup alot akhirnya Eun Sung mengajak Ji An untuk dinner. Si dokter ini ternyata sangat tangguh ketika benar benar menemukan orang yang dia sukai. Eun Jung menyarankan agar Ji An tidak perlu terlalu serius dalam menghadapi hidup ini, dia harus belajar untuk menikmatinya.. Ji An menolak ajakan makan malam itu. Dia tidak ingin menghabiskan waktunya dengan Eun Sung.


Tae Kang menunggu ayahnya di luar penjara. Ketika ayahnya muncul dia memberikan ayahnya sebotol susu kedelai bukannya tahu yang  menjadi tradisi orang Korea kalau keluar penjara mereka akan merayakannya dengan makan tahu. Ayah marah dan bertanya bagaimana Tae Kang bisa membayar jaminan kebebasannya ?? Bagaimana my hero ??


Ternyata Tae Kang menjual Beyonce dan....rumahnya !!! Ayah tentu saja marah tapi dia akhirnya tidak bisa berbuat banyak dan terdiam. Tae Kang mengatakan dia akan bertanggung jawab akan hidup ayahnya mulai sekarang. Dia bersungguh sungguh ! Mereka menginap di sauna malam itu dan kayaknya malam malam selanjutnya deh...secara mereka ga punya tempat tinggal lagi hehe...


Ayah mengingatkan Tae Kang bahwa ekonomi belakangan ini sangat sulit bahkan untuk menyewa sebuah kamar kecil pun rasanya tidak akan mungkin. Tae Kang berjanji dia akan mengambil kembali rumah mereka dan sesegera mungkin akan menemukan pekerjaan. Dia ingin ayahnya tidak usah mengkhawatirkan apapun lagi karena sejak saat ini dialah yanag akan melindungi ayahnya. Cweeeetttt...


So, selanjutnya diperlihatkan bagamana Tae Kang bekerja serabutan mulai jadi model sekolah seni yang bertelanjang, membersihkan gedung bertingkat, membersihkan kandang kuda sampai membersihkan mayat. Tak satupun yang sukses. Dia takut dengan ketinggian, dia juga ga suka dengan yang jorok jorok dan dia penakut ! Dia pingsan ketika akan membersihkan mayat karena lampunya mendadak horor...kedap kedip ga karuan. Hahaha....

Ji An berselisih lagi dengan Nari. Dia tidak suka ada label diskon pada sepatunya. Baginya ada saatnya perusahaan melakukan bazar dan amal tapi bukan saat ini. Nari ngotot dengan keinginannya. Mereka bersitegang meski akhirnya Ji An harus mengalah. Nari menginginkan beberapa perubahan dalam perusahaannya.


Secara tidak sengaja Ji An mendengar keluhan para staffnya yang mengatakan kalau dia terlalu keras pada para staff. Mereka kecapean karena harus selalu lembur. Hal tersebut mempengaruhi kesehatan mereka dan kehidupan pribadinya. Mereka tidak ingin menghabiskan uang yang mereka dapatkan untuk membiayai rumah sakit. 


Ji An tertegun,  dia menyadari tidak semua orang workaholic seperti dirinya. Ji An pun memasuki ruangan itu. Semua terdiam dan terkejut karena Ji An memuji kerja keras mereka. Sebagai imbalannya, Ji An mengajak mereka makan di luar hari ini. Horeeeee.....

 
Ji An pergi duluan ke restoran, dia memesan tempat dan makanan tapi tunggu punya tunggu...setengah jam berlalu hanya satu orang yang datang. Itupun dia datang untuk menyampaikan pesan bahwa teman temannya tidak bisa datang dengan alasan beragam, dia sendiri tidak bisa hadir karena hari itu harus menghadiri ultah ibunya.
Kesal, marah, sedih bercampur. Ji An berjalan gontai...secara sengaja jalanan pun ternyata dipenuhi oleh orang orang yang punya pasangan. Ji An sendiri yang berjalan sendirian. Dia duduk di sebuah bangku dan merenung. Dia merasa kesepian, mencoba menelepon Jun Hee, satu satunya teman yang dia miliki tapi ternyata lagi ada kencan. Komplit sudah penderitaannya malam itu. 
Dia melihat kontak ponselnya dan menyadari tidak ada satu orangpun yang bisa dia telepon untuk mengusir kesepiannya. Matanya berkaca kaca dan mendesah,"Aku tidak ingin makan ramen malam ini...how's pity....


Tae Kang sedang berada di restoran milik Choong Baek. dia sedang menceritakan pengalamannya dalam melakukan berbagai pekerjaan. Choong Baek mentertawakannya. Tae Kang,"Aku sedang menguji diriku sendiri, seperti halnya peran utama dalam komik, dia kan semakin kuat setelah menghadapi berbagai hal".

Tiba tiba Tae Kang mendapatkan ide cemerlang,"bagaimana kalau aku bekerja di restoran ini?" Haha...Choong Baek gelagapan dan mengatakan kalau pekerjaan ini tidak akan cocok untuknya.

Mereka bergumul sampai tiba tiba Tae Kang menyadari ada Ji an ditengah tengah mereka. Dia mencoba menghindar sambil bertanya tanya dalam hatinya kenapa wanita itu ada di sini ?? Dia bangkit meraih tasnya dan mencoba berlalu tapi entah sadar atau tidak dia malah menghampirinya.


Tae Kang menyindir Ji An yang datang ke restoran ini untuk mencarinya. Pasti pikiran Ji An telah dipenuhi olehnya. Dia pun mengatakan hal yang menyakitkan kalau malam itu dia sengaja melakukannya. Mengajaknya mabuk dan menghabiskan malam bersama. Semua adalah rencananya ! dia melakukan semua itu dengan sengaja.


Betapa mengejutkannya...Ji An tidak terprovokasi dengan semua itu. Dia tahu kalau Tae Kang marah pada dirinya karena menjebloskannya ke penjara. Dengan tenang dia malah berkata "Untuk segelintir orang mereka bisa menggunakan kemarahan mereka untuk menghasilkan uang dan menjadi berhasil, membuat kebencian menjadi sebuah kekuatan tapi...untuk pecundang seperti kamu ???. Tae Kang melotot.

Ji An bangkit dan akan pergi ketika sekonyong konyong Tae Kang berkata, " Bagaimana dengan kamu, apa kamu menganggap dirimu sukses..kamu boleh punya banyak uang, mempunyai mobil yang bagus dan bahkan menulis otobiografi...Apakah itu yang dinamakan hidup sukses ??. Kamu...tidak diakui orangtuamu..tidak mempunyai teman bahkan untuk sekedar minum soju..dimataku, itu bukanlah pertanda orang sukses ! Kau..sangat menyedihkan...!!". Kena deh...

Tae Kang menambahkan kalau dia yakin Ji An samasekali tidak mempunyai teman. Yang dia punya hanya sepatu tapi sepatu adalah sepatu. Mereka tidak akan pernah bisa jadi teman. Ji An shock, semua kata kata itu benar sementara Tae Kang tidak mengetahui kalau yang dia ucapkan adalah kebenaran dan itu membuat Ji An terluka. Kembali mata Ji an berkaca kaca, dia pergi dan membiarkan Tae Kang yang seperti kemudian menyesali kata katanya.

Ji An kembali ke apartemennya. Baju baju berserakan dan makanan basi bertebaran. sambil makan ramen dia teringat kata kata Tae Kang. dia menyadari semua kebenaran perkataan itu. Yaa..dia hanya punya sepatu. Dia pun tertidur di ruangan sepatunya yang mewah itu.

Disaat yang sama Tae Kang pun sedang merenungi perkataan Ji An. dia kemudian melihat telapak tangan ayahnya yang penuh kapalan. Dia menyadarinya...dia telah jahat selama ini pada ayahnya. Dia menangis kemudian tertidur sambil memegang tangan ayahnya.


Di kantor, Ji An sedang mempresentasikan rencana mereka untuk membuat kontes yaitu mengubah model sepatu yang ada menjadi sebuah sepatu yang berbeda. Presiden menyatakan kalau itu adalah ide dari Nari tapi Nari membantahnya *kayaknya Nari dan presiden ada something wrong deh*. dia menyatakan kalau itu adalah ide murni dari Ji An. Terlihat Nari baik tapi tak lama kemudian saat dia bertemu Ji An di toilet dia memberikan voucher spa pada Ji An dengan sebuah kalimat indah "Untuk menjadi cantik di usia kamu, kamu perlu uang dan usaha kan ?". Dasar rubah...


Sementara Ji An sukses dengan presentasinya, Tae Kang keliling perusahaan untuk melamar pekerjaannya. secara tak sengaja dia melihat iklan perusahaan itu. Dia terbelalak melihat hadiahnya yaitu sebesar 30 juta won serta tawaran pekerjaan !! dia berlari terengah engah dan di kepalanya bermunculan lampu lampu pertanda banyak ide...Hehe...


Tae Kang berlari dan menunjukkan poster itu pada ayahnya. Tapi ayahnya tidak begitu antusias, dia pesimis karena pasti banyak orang yang berpengalaman dan lulusan luar negeri yang berpartisipasi apalagi mereka juga harus punya uang untuk membeli sepatu yang akan mereka remake. Ayahnya bergeming, baginya itu bukan kesempatan. Tae Kang marah dan berkata kalau dia menang dia tidak akan memberi ayahnya satu sen pun uang hadiah itu.


Tae Kang berusaha keras untuk bisa mendesain sepatu, dia kebingungan..mencoba melihat dari sudut ke sudut. Tiba tiba ayah datang dan bicara tentang masa lalu mereka yang mengalami kebangkrutan karena kios sepatu mereka kebakaran.

Saat itu ayah putus asa dan berniat untuk bunuh diri. Dia bahkan telah menulis surat untuk Tae Kang dan menuju sungai Han. Tapi sesaat sebelum dia lompat dia ingat kalau besok adalah waktunya Tae Kang piknik. Dia pun membatalkan bunuh dirinya dan kembali ke rumah. Intinya, "Aku hidup karena kau ada disisiku, Aku bertahan sampai sejauh ini berkat kau". Ayah minta Tae Kang menyerah saja tapi Tae Kang ga mau. Dia akan mengikuti kontes itu.


Jun Hee menganga melihat spa yang mewah. Tapi dia kaget ketika mereka minum, Ji An muntah ! Whattt ???


"Selamat anda hamil" ujar Eun Sung pada pasiennya. Mereka pun keluar. next pasien adalah orangtua Ji An. Eun Sung bingung menghadapi mereka dan apa yang seharusnya dilakukan untuk mereka mengingat usia. Adopsi ? Tapi mereka datang bukan untuk itu...mereka akhirnya memperkenalkan diri sebagai orangtua dari Ji An. owh..barulah Eun Sung sadar. Mereka akhirnya makan malam. Terlihat sekali Eun Sung berusaha mengambil hati keduanya bahkan menyebut mereka dengan sebutan mertua. Hohoho..


Keesokannya, penjurian dimulai. Ji An vs Nari dimulai. Mereka berdebat mempertahankan argumennya masing masing meski akhirnya Ji An menang kali ini. Bravo...
Dan...ternyata pemenang kontes iu adalah Tae Kang !!


Tae Kang gugup sambil mengigit kukunya menunggu hasil pengumuman. Ayah mengecilkan hatinya dengan mengatakan kemungkinan menang itu adalah kecil. Tiba tiba...Choong Baek teriak...Kamu menang..kamu adalah pemenangnya. Mereka berpelukan.


Tae Kang berkumpul dengan peserta lain di sebuah ruangan. Sepertinya dia adalah satu satunya peserta laki laki. Dia memutuskan untuk membeli minuman, koin dimasukkan tapi minumannya ga keluar. Tae Kang marah, dia memukul mesin itu bahkan menendangnya.

Ji An yang mendengar suara gaduh menghampirinya tepat ketika Tae Kang membuka minuman sodanya. Yuuupsss...soda berhamburan membasahi baju Ji An. Ji An kesal belepotan dengan soda sementara Tae Kang...."kita ketemu lagi", sambil cengengesan !

bersambung....





No comments:

Post a Comment